Thursday, 2 May 2024
HomeKota BogorJadi No 2 Kota Termacet Se Dunia, DPRD Kota Bogor Malah bikin...

Jadi No 2 Kota Termacet Se Dunia, DPRD Kota Bogor Malah bikin Gedung Mirip Hotel Berbintang

BOGORDAILY – Kota Bogor benar-benar aneh. Ditengah sorotan warga dan dunia sebagai kota termacet no 2, Bima Arya Cs dan DPRD Kota Bogor malah sibuk menyiapkan gedung baru DPRD yang mirip .

Anggarannya fantastis Rp72 miliar lebih. Kabarnya satu ruangan anggota DPRD mirip itu memakan dana hampir satu miliar yakni, Rp894 juta.

Ya, UNIT Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor telah meng­umumkan pemenang proyek. Melalui website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), PT Tirta Dhea Addon­ics Pratama terpilih untuk mengerjakan gedung baru dewan yang berlokasi di Jalan Pemuda, Tanahsareal, Kota Bo­gor. Dengan harga penawaran senilai Rp69.768.392.100 dari pagu anggaran senilai Rp72.750.000.000.

Kabid Tata Ruang dan Tata Bangunan pada Dinas Pen­gawasan Pembangunan dan Pemukiman (Wasbangkim) Kota Bogor Sonny Rijadi mengatakan, satu ruangan anggota dewan rata-rata luasnya 3 x 4 meter persegi. Sesuai rencana, pemban­gunan gedung baru akan memiliki enam lantai dengan fasilitas penunjang. “Fasilitas penunjang dilengkapi lift tiga lantai berikut dengan CCTV di setiap lantainya. Ditambah ruang kamar mandi di setiap lantai,” urai Sonny.

Ia pun membeberkan rencana pembangunan di masing-masing lantai. Un­tuk lantai satu, bangunan itu diperuntukkan sebagai area parkir dan perlengka­pan lain. Di lantai dua, akan dibuat menjadi ruang tunggu (lobby). Selanjutnya, lantai tiga khusus ditempati ruang Sekretariat Dewan (Sekwan) dan empat ruang pimpinan dewan. “Untuk ruang ang­gota ada di lantai empat. Jumlahnya 50 ruang dit­ambah ruang rapat fraksi,” kata Sonny. Sedangkan ses­uai rencana, lantai lima dan enam akan diperuntukkan khusus ruang komisi yang berjumlah empat serta ruang rapat paripurna.

Dengan data demikian, jika dihitung-hitung total ada sekitar 72 ruang yang akan dibangun di gedung baru tersebut. Jika anggaran Rp69.768.392.100 dibagi rata dengan jumlah ruang, maka biaya yang dihabiskan untuk satu ruangannya bisa mencapai Rp894 juta. “Ka­laupun ruangan rapat ada yang kekurangan, kita akan menyediakan satu ruangan rapat cadangan dan itu bisa disesuaikan,” kata Sonny.

Dalam pembangunan nanti, kata Sonny, kontraktor akan membangun satu ciri khas Bogor yaitu lambang Kujang dengan bahan alumunium di sebelum pintu masuk gedung baru tersebut. “Ka­mi membangunnya agak berbeda dengan bangunan yang ada di Kota Bogor. Di depan kami akan bikin siluet dengan lambang Kujang,” ucapnya.

Ia pun memastikan bila proyek tersebut telah mengantongi seluruh izinnya. Namun, soal adanya Peda­gang Kaki Lima (PKL) yang ada di sekitar lokasi, menurutnya sekretariat dewan yang seharusnya melakukan pendekatan terhadap pelaku usaha di sekitar lokasi pem­bangunan. “Meskipun lahan itu (Pasar Anggrek) sudah menjadi lahan pemkot dengan pembelian waktu itu. Intinya, permasalahan yang ada sekarang itu di luar tu­gas Wasbangkim, kita hanya membangun saja,” tukasnya.

Menurut anggota Komisi D DPRD Kota Bogor Romdon, pembangunan terus dilanjutkan. Sebab, menurutnya, Gedung DPRD yang ada saat ini tidak representatif. Terlebih, jumlah anggota DPRD pada periode selanjutnya akan bertambah menjadi 50 orang. “Yang penting aman secara prosedural, sesuai tupoksi dan aturan hukumnya,” kata Romdoni.

Hal senada juga diung­kapkan anggota Komisi C DPRD Kota Bogor Yus Rus­wandi. Menurutnya, pada 2019 mendatang DPRD Kota Bogor akan memiliki 50 ang­gota dewan. Sehingga, in­frastrukturnya dari sekarang harus dipersiapkan. “Ma­syarakat Kota Bogor seka­rang sudah berjumlah lebih dari satu juta penduduk, yang di mana di 2019 nanti akan ada 50 anggota dewan yang mengisi. Tentu, gedung yang dipakai minimal dapat menampung seluruh fraksi yang ada,” ungkapnya.(bdn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here