Saturday, 27 July 2024
HomeKota BogorWOW...Fenomena Pak Ogah Junior di Jalur Alternatif Puncak

WOW…Fenomena Pak Ogah Junior di Jalur Alternatif Puncak

BOGORDAILY – Entah sengaja atau tidak disengaja, fenomena pungutan Pak Ogah yang ada di jalur-jalur alternatif ke arah Puncak selalu ada disetiap akhir pekan. Pungutan tersebut tidak ditarif, akan tetapi disetiap persimpangan jalur alternatif menuju puncak mereka selalu ada. Kisaran pungutan tidaklah besar, berkisar antara 500 rupiah sampai dengan 2000 rupiah, namun hampir disetiap persimpangan eksistensi mereka untuk meminta pungutan tersebut dengan menggunakan dus atau kotak pungutan sampai menjulurkan tangan kearah kaca-kaca pengendara roda empat mereka lakukan tanpa malu.

Bogordaily.net memantau sudah hampir 3 pekan dalam menelisik fenomena Pak Ogah dadakan ini dijalur-jalur alternatif Puncak Bogor. Keberadaan Pak Ogah di hampir setiap persimpangan ini tidak hanya dilakukan oleh pemuda dan orang dewasa bahkan anak-anak dibawah umur pun turut eksis menjadi Pak Ogah dadakan ini.

Wahyu Priatno bersama keluarga asal Jakarta yang menjadi pelancong ke arah Puncak dan sering menggunakan jalur alternatif tersebut ketika diambil komentarnya tentang eksistensi Pak Ogah dadakan tersebut menyampaikam bahwa untuk pengendara roda empat khususnya, fenomena keberadaan Pak Ogah dadakan di jalur alternatif menuju puncak tersebut kadang terasa risih, namun tidak menutup kemungkinan bahwa eksistensi mereka juga sangat dibutuhkan, karena pengendara merasa terbantu di saat kendaraan mereka berpapasan dengan kendaraan lain yang berlawanan arah dijalan yang sempit ataupun dipersimpangan.

“Saya melihat fenomena tersebut sudah harus menjadi perhatian pemerintah daerah setempat, karena Pak Ogah dadakan tersebut tidak hanya terdiri dari pemuda atau orang dewasa saja, akan tetapi juga anak-anak di bawah umur. Mengingat resiko kecelakaan yang akan terjadi menimpa mereka serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat yang bisa menyebabkan mereka jatuh sakit, dimana mereka harus bersekolah keesokan harinya.” jelas Wahyu.

Ditempat terpisah melalui jalan alternatif Pasar Cisarua tembus ke Jalan Batulayang dan keluar di daerah Ciburial Cisarua, tampak seorang Pak Ogah junior yang bernama Agus berusia 8 tahun, Agus masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar. Tim Bogordaily.net bertanya langsung kepada Agus tentang motivasi apa sehingga dirinya mau menjadi Pak Ogah dadakan tersebut, ketika di tanya dan malu-malu dalam menjawab, Agus hanya mengaku uang yang didapatkan dengan menjadi Pak Ogah dadakan ini dipergunakannya untuk tambahan uang jajan sekolahnya.

“Saya begini untuk tambah-tambah pak, uang di hari Sabtu dan Minggu lumayan untuk jajan sampai seminggu kedepan, bapak saya ngojeg didepan dan ibu jadi pembantu di salahsatu villa yang ada didekat sini pak.” tutup Agus sang Pak Ogah junior kepada Tim Bogordaily.net.

(rbk/luk)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here