BOGORDAILY – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tidak ada cara lain mengatasi banjir di DKI Jakarta selain dengan normalisasi sungai. Ahok, sapaan Basuki, juga berencana membongkar rumah-rumah di pinggir laut sebagai bagian dari proyek pembuatan tanggul untuk mencegah banjir.
Ahok mengatakan belum optimalnya pembuatan tanggul dan normalisasi dikarenakan terlambatnya pembangunan rumah susun (rumah susun). Selain itu, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga masih memikirkan cara melebarkan badan sungai serta meninggikan tanggul untuk menampung air.
“Jadi masalah Jakarta itu gimana gedein, balikin, ukuran sungai, tanggul ditinggiin. Pompa sudah siaga kita. Pompa sudah baik,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/2).
Pembuatan tanggul dan normalisasi di laut juga diperlukan untuk menahan air pasang. Sayangnya, kata Ahok, masih banyak warga yang menentang normalisasi dan pembuatan tanggul tersebut.
“Tanggul juga harus bikin di laut. Laut juga ada rumah-rumah liar. Itu juga harus kami bongkar. Enggak ada cara lain,” kata Ahok.
Ahok mengatakan, langkah itu harus dilakukan untuk menghindari banjir yang lebih parah. Ia khawatir jika tidak dilakukan, maka 40 persen wilayah Jakarta bisa tenggelam saat Jakarta diguyur hujan tanpa henti dan air laut pasang.
“Kalau Jakarta pasang, hujan terus menerus seperti ini, selesai 40 persen. Tenggelam Jakarta 40 persen,” kata Ahok.
Masalah lain yang disoroti Ahok adalah sampah. Ia menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah membersihkan 1.967 saluran air dari sampah. Namun hal itu tak berarti karena kebiasaan masyarakat yang masih saja gemar membuang sampah plastik ke sungai.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan sejak Senin (20/2) kemarin pihaknya sudah menurunkan pasukan orange di semua titik.
Mereka dikerahkan untuk membersihkan serta mengoptimalkan saluran-saluran penghubung dan saluran kecil seperti got. “Pagi ini kami optimalkan semua, pintu-pintu air saya minta untuk mulai dibuka karena kondisinya debit air sangat tinggi di hampir semua lokasi di Jakarta.” kata Isnawa.