BOGORDAILY- Ruang belajar Kelas Jauh SDN Sirna Asih di Kampung Cisarua RT 01 RW 07 Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, memang jauh dari kata layak. Namun semangat belajar anak sangat tinggi. Hal ini diungkapkan Neni Sultonah (34), salah satu tenaga pendidik di SDN Sirna Asih.
Saat ditemui di rumahnya di Kampung Citambuan, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Senin (13/2/2017), Neni mengatakan semangat anak didik membuatnya bersemangat juga. Semangat itu terlihat dari tingkat kehadiran para siswa.
“Nggak ada yang berhenti di tengah jalan. Lihat anak-anak, saya juga jadi semakin semangat,” kata perempuan yang mengaku hanya lulusan madrasah aliyah ini.
Neni menjadi tenaga pendidik di Kelas Jauh SDN Sirna Asih sejak setahun yang lalu. Perempuan yang sebelumnya sudah 10 tahun tinggal di Jakarta Selatan itu rela meninggalkan pekerjaannya sebagai guru di salah satu taman kanan-kanak (TK) di Jakarta Selatan demi mengabdi di SDN Sirna Asih. Padahal, jika dihitung berdasarkan penghasilan, gaji di SDN Sirna Asih tidak seberapa dibanding menjadi guru TK di Jakarta.
Tak hanya itu, setiap hari, Neni harus rela berjalan kaki sejauh lebih dari 3 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 90 menit menuju SDN Sirna Asih. Ibu 2 anak ini melewati persawahan, ladang, jalan setapak berbatu, menanjak curam, dan sepi.
“Mau gimana lagi, jalan satu-satunya yang terdekat ya lewat situ. Naik motor bisa, tapi lebih jauh dan nanti di sana jalurnya juga berbatu, nanjak, sama saja. Malah bahaya, takut jatuh. Kalau saya, pilih jalan kaki saja,” katanya.
Jalan yang sepi, menanjak, dan berbatu itu, kata Neni, berubah menjadi mengerikan ketika musim hujan tiba. Sebab, jalur yang dilaluinya jadi becek dan licin. “Kalau jatuh udah sering. Di sana banyak sungai, tinggal cuci aja yang kotor, terus jalan lagi. Makanya lebih sering pakai sepatu sandal kalau ke sekolah,” aku Neni.
Neni memilih menjadi guru di SDN Sirna Asih setelah mempertimbangkan banyak hal selama 3 bulan. Dia ditawari ayahnya yang mengajar di SD tersebut.
“Katanya kasihan anak-anak banyak yang mau belajar tapi sekolahnya jauh. Tiga bulan saya pikirin, akhirnya saya terima,” katanya.
Kelas Jauh SDN Sirna Asih diresmikan pada 2013. Awalnya sekolah ini hanya kelompok belajar. Sejak berdiri hingga saat ini, bangunan sekolah dengan 98 siswa itu tidak berubah: beratap terpal dan beralas tanah.
Neni memilih menjadi guru di SDN Sirna Asih setelah mempertimbangkan banyak hal selama 3 bulan. Dia ditawari ayahnya yang mengajar di SD tersebut.
“Katanya kasihan anak-anak banyak yang mau belajar tapi sekolahnya jauh. Tiga bulan saya pikirin, akhirnya saya terima,” katanya.
Kelas Jauh SDN Sirna Asih diresmikan pada 2013. Awalnya sekolah ini hanya kelompok belajar. Sejak berdiri hingga saat ini, bangunan sekolah dengan 98 siswa itu tidak berubah: beratap terpal dan beralas tanah.
Sumber: detik
Link Video: