BOGORDAILY – Bagi kamu yang memiliki buah hati yang sedang bersekolah, permasalahan uang saku anak memang sering membuat pusing. Menentukan besarnya uang saku yang wajar untuk anak zaman sekarang memang bukan hal yang mudah.
Memberi sedikit takut kurang dan anak kelaparan di sekolah karena tidak bisa jajan, namun jika memberi banyak takut anak jadi boros. Besarnya uang saku tentu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
Penghasilan bulanan dan anggaran belanja kamu juga menjadi faktor yang menentukan besarnya uang saku anak. Kira-kira berapa uang saku yang wajar untuk anak zaman sekarang? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Tunaiku:
Mengajarkan anak mengelola uang sendiri
Menurut psikolog Stefanie Pekasa M. Psi, maksud dari pemberian uang saku bukan pada besar atau kecil nominalnya, tapi bagaimana mengajarkan anak untuk mulai mengelola uang sendiri. Penentuan uang jajan tergantung kemampuan keluarga masing-masing. Namun yang terpenting, anak belajar untuk mengatur uang.
Perencana keuangan Janus Financial Dwita Ariani juga memiliki pandangan yang sama bahwa pemberian uang saku merupakan cara mengajarkan anak untuk mengelola uang sedini mungkin. Dengan diberikan tanggung jawab mengelola uang sendiri akan membantu proses pendewasaan anak.
Anak akan terbiasa memegang uang, mengambil keputusan keuangan, dan mengelola keuangan sendiri. Kamu sebagai orangtua harus menyesuaikan nilai uang saku dengan usia dan kebutuhan anak.
Kamu tidak boleh memberikan uang saku yang terlalu besar agar anak mampu menghargai nilai uang dan termotivasi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak kelak.
Tentukan sesuai kebutuhan
Nominal uang saku untuk anak SD tentu berbeda dengan uang saku anak SMP, SMA dan kuliah. Jadi orangtua juga perlu mengetahui kebutuhan anak setiap hari.
Anak yang baru mulai masuk SD belum begitu paham mengenai nilai uang, oleh karena itu tahap ini bisa digunakan untuk pengenalan anak terhadap uang. Kamu tidak perlu memberikan uang saku terlalu banyak jika sudah membawa bekal dari rumah.
Menginjak kelas 4 hingga 6 SD kamu bisa meningkatkan uang saku mereka untuk jajan di sekolah. Karena walaupun mereka sudah membawa bekal dari rumah, mereka juga butuh bersosialisasi dengan teman-teman dan penjual di kantin. Namun kamu juga harus memberitahu makanan atau minuman apa yang boleh dikonsumsi, ajarkan juga kebiasaan untuk membaca kandungan dari jajanan tersebut.
Selain kebutuhan jajan, anak yang berangkat sekolah menggunakan kendaraan umum membutuhkan uang saku untuk ongkos transportasi. Orangtua harus tahu besarnya ongkos transportasi yang dibutuhkan anak untuk ke sekolah maupun pulang ke rumah.
Dengan meningkatnya jenjang pendidikan anak, kebutuhan anak juga tentu semakin bertambah. Untuk tingkat SMP dimana anak sudah melakukan kegiatan ekstrakurikuler atau les di luar sekolah juga harus dipertimbangkan besarnya uang saku.
Memasuki tingkat SMA dan kuliah uang saku bisa ditambah untuk biaya praktikum, dana bersosialisasi dengan teman-teman, seperti menonton bioskop, dan membeli buku-buku.
Pengaruh Uang saku
Pengaruh Uang saku
Orang tua memiliki cara sendiri untuk memberikan uang saku, ada yang harian, mingguan, hingga bulanan. Sebagai orang tua, kamu juga harus mampu memperkirakan bahwa uang saku tersebut akan cukup dan bahkan masih ada sisa yang bisa ditabung oleh anak.
Selain memberikan pengertian mengenai kegunaan uang saku, berikan juga kepercayaan kepada anak untuk mengatur uang sakunya sendiri.
Cara anak dalam mengatur uang sakunya akan berdampak terhadap gaya hidup anak nantinya. Jika anak sudah dibiasakan untuk menabung sejak kecil, maka kebiasaan tersebut akan terus terbawa hingga dirinya dewasa.
Dengan beberapa penjabaran di atas, semoga kamu sebagai orang tua semakin paham mengenai permasalahan berapa uang saku yang wajar untuk anak zaman sekarang ya.
Walaupun tidak ada jumlah yang pasti berapa jumlah yang harus kamu berikan untuk uang jajan mereka, tapi kamu bisa menyesuaikan lagi dengan kondisi keuangan keluarga dan kebutuhannya ketika di sekolah.
liputan6