Sunday, 24 November 2024
HomeNasionalLayanan Taksi Online Dorong Penjualan Mobil

Layanan Taksi Online Dorong Penjualan Mobil

BOGORDAILY – Kehadiran taksi online dalam beberapa tahun terakhir menjadi angin segar bagi industri otomotif nasional. Komisaris GO-JEK Patrick Walujo mengatakan jumlah taksi online pada 2015 hanya berkisar 15 ribu unit.

Jumlah taksi online kini melambung cukup tinggi dan diperkirakan sekitar 260 ribu unit di seluruh Indonesia. “Itu baru mobil saja, belum yang sepeda motor,” kata Patrick kepada Tempo, akhir pekan lalu.

Berdasarkan hitungan manajemen GO-JEK, taksi online menyumbang Rp 7,5 triliun terhadap penjualan mobil dalam negeri. Nilai itu didapat dari penjualan 75 ribu taksi yang terdaftar di sistem operator, dengan rata-rata harga per unit Rp 100 juta.

Satu taksi bisa tergabung dalam dua atau tiga operator. Menurut Patrick, rata-rata pemilik mobil membeli dengan cicilan Rp 3 juta per bulan.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengaku bahwa selama ini pihaknya tidak memiliki program khusus yang menyasar taksi online. Hanya saja, lanjut dia, dampak pada penjualan tentu ada meski pihaknya sulit mendata karena konsumen taksi online disamakan dengan end user (pembeli biasa).

Menurut Soerjo, Toyota memiliki produk yang baik, nyaman, dan efisien. Tak heran bila dijumpai masyarakat membeli Toyota Avanza atau Toyota Calya yang karena harga, fungsionalitas (daya tampung) dan kenyamanannya lalu dijadikan taksi online. “Kalau dibeli lalu digunakan untuk taksi online itu menjadi selling point tersendiri,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Marketing dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy yang menyebutkan bahwa munculnya taksi online turut mendongkrak penjualan mobil. “Tidak ada datanya tapi pasti punya efek ya. Penjualan mobil turut meningkat karena faktanya memang ada yang menggunakannya sebagai taksi online,” ujarnya

Soal aturan baru angkutan online yang rencananya mulai diberlakukan pada 1 April mendatang, Jonfis menyerahkan mekanismenya kepada pasar. Artinya, jika pemilik kendaraan dapat menawarkan mobil dan kenyamanan yang kepada konsumen, tentu akan berakhir baik pula. “Yang pasti jika konsumen senang, ya itu baik,” tuturnya.

Sedangkan Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengaku tidak memiliki data pasti tentang pembelian kendaraan untuk konsumen yang digunakan sebagai taksi online. “Sejauh ini tidak ada laporan kegiatan penjualan khusus untuk taksi online secara individu maupun korporat,” ujarnya.
(Tempo)