BOGOR DAILY– Sejumlah sopir bus Transpakuan akhirnya medatangi kantor Balaikota. Sudah empat bulan ini mereka tak digaji oleh perusahaan daerah jasa transportasi (PDJT) yang sudah lama mengalami bangkrut.
“Makanya sekarang kami para driver dan karyawan mau menghadap Pak Wali lagi atas undangan juga, beberapa bulan lalu sudah ketemu, dan katanya ‘Insya Allah’ akan segera dibayar, tapi nyatanya belum ada kejelasan lagi,”ungkap Rudi Hartono (37) salah satu sopir bus Transpakuan.
Selama ini ia mengaku terpaksa banting stir untuk mendapatkan penghasilan demi menghidupi anak istri. Sejak tak digaji, Rudi memilih jadi juru parkir, meski hasilnya tak cukup membiayai dua anaknya dan istrinya.
“Saya paling ngutang ke warung, kalau dapat uang juga sebagian untuk anak sebagian lagi untuk bayar utang,” ungkapnya Selasa (25/4/2017) di Balaikota Bogor, Jalan Ir H Djuanda.
Setiap bulannya, kata dia, dirinya dan istrinya selalu berharap, bahwa gajinya akan dibayar pihak PDJT. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada kejelasan terkait pembayaran tunggakan gaji tersebut.
Dia pun berharap penunggakan gaji tersebut bisa segera dituntaskan, terlebih PDJT merupakan perusahaan yang dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
“Selain itu dari internal PDJT juga harus dibenahi banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh Direksi,” pungkasnya. (bd)