BOGOR DAILY– Belum adanya kepastian perbaikan Jembatan Cipamingkis yang berlokasi di Jalan Raya Transyogi Jonggol-Cariu, tepatnya di Kampung Jagaita, Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, membuat anggota dewan dari Fraksi Golkar protes. Adalah Wawan Haikal Kurdi, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor itu mendesak agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor secepatnya merampungkan perbaikan.
Menurut Wawan, memang perbaikan jalan ini domainnya berada di Pemprov Jabar. Sebab, jembatan itu berada di jalan berstatus provinsi. Sehingga, pemprov tidak boleh membiarkan persoalan ini berlarut-larit. Mengingat jembatan itu merupakan akses masyarakat melakukan aktivitas hingga roda perekonomian. “Pemprov harus mengambil langkah konkret. Jangan sampai persoalan ini malah berlarut-larut. Harus ada langkah yang tidak memakan waktu lama,” kata Wawan.
Politisi Golkar ini menuturkan, memang jembatan bambu sudah dibuat warga untuk akses masyarakat sehari-hari. Namun, hal itu perlu dipikirkan juga keselamatannya. Sebab tak menutup kemungkinan ketika hujan, jembatan bambu itu bisa sewaktu-waktu tergerus derasnya air Sungai Cipamingkis. “Ini juga harus dipikirkan. Sebab, khawatir ada masyarakat yang terseret banjir bandang,” tutur dia.
Ia menyarankan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor dapat memperketat pengawasan. Mengingat dua jembatan bambu yang dibangun secara swadaya itu untuk mengakomodasi warga di lima desa, yakni Desa Balekambang, Bendungan, Sukagalih, Weninggalih dan Sirnagalih Kecamatan Jonggol. “UPT harus betul-betul melakukan pengawasan,” ujarnya.
Sebelumnya, sudah dua minggu kondisi Jembatan Cipamingkis di Jalan Transyogi Cibubur-Cianjur, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, dibiarkan tanpa perbaikan. Meski begitu, Pemprov Jabar menargetkan Jembatan Cipamingkis dapat dilalui kembali tahun depan. Menurut Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, tahun ini juga pemprov akan memulai perbaikan jembatan.
Pembangunan Jembatan Cipamingkis, kata dia, tidak bisa disamakan dengan legenda Sangkuriang. Sebab hal serupa yang terjadi di Banjar dan Pangandaran pun, jembatan harus dibangun dari awal dan itu membutuhkan waktu tak sebentar. Sehingga, dilanjutkan Deddy, pihaknya akan menghitung dan mengonsepkan terlebih dahulu, akan membangun jembatan seperti apa nantinya. “Pasti dikerjakan tahun ini dan selesai atau bisa digunakan tahun depan. Nanti dikonsepkan dulu. Namun, membangun jembatan itu tidak bisa dilakukan hanya dengan waktu semalam,” ucapnya saat ditemui di Lapas Kelas II A Cibinong.
Menurut Deddy, karena wilayah Jonggol ini merupakan lokasi tanah bergerak, pihaknya mengambil keputusan kewenangan pembangunan ini berada di pemerintah pusat. “Kalau anggaran kita sangat memungkinkan dibangun tahun ini ya tahun ini kita bangun. Tetapi tidak bisa begitu saja, cukup tidak anggaran bencana yang kita miliki,” imbuhnya.
Deddy menambahkan, terpenting saat ini adalah bagaimana pihaknya menyediakan jalur alternatif bagi para pengguna kendaraan agar transportasi tetap bisa berjalan, walaupun pembangunan itu membutuhkan waktu tak sebentar. “Apakah ada jalan sementara dulu atau alternatif jembatan. Intinya walaupun agak lama namun harus ada,” ujar Deddy. (bd)