Friday, 29 March 2024
HomeKabupaten BogorBalita 20 Bulan di Rumpin Idap Tumor yang Menghimpit Alat Vital

Balita 20 Bulan di Rumpin Idap Tumor yang Menghimpit Alat Vital

BOGOR DAILY- Malang benar nasib yang dialami Siti Nurasiah. Balita yang belum genap dua tahun ini harus mengalami rasa sakit yang luar biasa. Sehari-hari, Siti terbaring kaku sambil menangis lantaran tak kuasa menahan sakit di bagian alat vitalnya.

Warga Kampung Kantalarang, RT 01/09, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, itu sejak lahir telah mengidap pada alat vitalnya.

Ibu kandung Siti Nurasiah, Siti Asminah (22) menceritakan, putri tercintanya mengalami penyakit tersebut sejak lahir.Pada saat itu, benjolan tidak sebesar sekarang saat usia anak pertamanya itu bertambah.

Ketika berusia tiga bulan, Asminah berinisiatif untuk membawa Nuraisah ke Rumah Sakit Fatmawati Jakarta untuk mengoperasi penyakit tersebut menggunakan biaya pribadi.

Namun karena usia anaknya yang tergolong masih kecil, maka dokter tidak berani melakukan operasi karena kondisi fisik sang anak yang belum kuat. Serta belum bisa dipastikan apakah itu ganas atau jinak.

“Biaya untuk berobat ke rumah sakit saya jual motor, televisi, speaker dan semua barang elektronik karena bantuan dari kades tidak ada. Kurang lebih semuanya hampir Rp10 juta untuk biaya administrasi, ongkos pulang pergi Cibinong-Jakarta serta mengurus BPJS,” tuturnya

Padahal, lanjut Asminah, ketika putrinya baru dilahirkan, ia sudah melapor dan memohon bantuan dari pemerintah desa.

Bahkan kondisi Nuraisah difoto. Namun sampai saat ini, belum juga merespon permohonannya.

“Waktu anak saya baru lahir kan saya fotoin benjolannya, saya langsung kasih ke kades, tapi sudah hampir dua tahun lurah nya gak kesini,” lirihnya.

Ia menambahkan, suaminya, Edi Sugiono (26) hanya bekerja sebagai buruh penjual es di Cilincing Jakarta Utara dan penghasilannya pun hanya cukup untuk membeli kebutuhan putrinya seperti pampers, susu, dan untuk makan sehari-hari keluarganya.

Bahkan BPJS yang dimilikinya sudah hampir satu tahun belum membayar iuran bulanan.

“Kadang penghasilannya Rp 1juta. Itu pun tidak setiap bulan, kadang hanya Rp800 ribu. Untuk pampers aja sudah hampir Rp 400 ribu,” terangnya sambil menahan tangis.

Ia berharap bantuan dari pemerintah segera datang untuk membantu pengobatan putri tercintanya.

Karena ia tak tahu lagi harus melakukan apa karena barang elektronik yang dimilikinya sudah habis semua terjual.

“Saya ingin anak saya cepat di operasi biar sehat dan mohon bantuan,” singkatnya.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Wasto Sumarno mengatakan, pada prinsipnya semua masyarakat yang sakit dan itu tidak mampu, maka pemerintah daerah harus bertanggung jawab.

Ia mengaku sudah melaporkan ke Bupati Bogor dan telah meminta dinas kesehatan untuk segera menindaklanjuti apa yang sudah diinformasikan.

“Saat ini kita harus cari solusi dan tindakan apa yang harus dilakukan.

Semua pihak pemerintahan baik desa maupun daerah agar bahu membahu memberikan pertolongan karena itu adalah masyarakat Kabupaten Bogor,” tegasnya (jp/bd)