Tahukah Anda? Rakyat kebanyakan yang umumnya bekerja di sektor informal: pedagang kaki lima, pengrajin sandang (sepatu, asesoris, pakaian), seperti ibu penjual kopi keliling ini adalah pejuang ekonomi mandiri yang tidak perlu bantuan sokongan apapun untuk dapat bertahan hidup.
Mereka cukup diberi ruang keleluasaan usaha, tidak dikejar-kejar Tramtib. Mereka terbukti adalah soko guru ekonomi keluarga ketika terjadi resesi ekonomi/krisis moneter tahun 1997-1998.
Ketika perbankan ambruk, karena uang negara digangsir oleh pemilik bank atas nama BLBI. Sekarang uang gangsiran BLBI yang sebagian ditanam di luar negeri telah diputihkan melalui tax amnesty.
Ketika banyak perusahaan tutup ratusan ribu karyawan dirumahkan maka para usahawan mandiri inilah yang menjadi soko guru ekononi. Mereka membuktikan diri tangguh.
Sayang mereka dipandang sebelah mata karena mereka rakyat kebanyakan. Saatnya kita menghormati mereka dengan membeli produk usaha dan jasa mereka.
Dengan membeli produk jasa mereka maka kita membantu rakyat kita. Sedapat mungkin kurangi berbelanja di mall, supermarket yang memang nyaman karena kita membayar mahal untuk kemewaham sarana itu sendiri. Membayar beban mahal untuk menambah keuntungan dan pundi-pundi para konglomerat yang berideologi kapital.
Kita arahkan aliran uang kita pada sektor informal. Sebab disana ada transaksi ideologis: kemandirian rakyat, daulat ekonomi.
Rupiah-rupiah kita akan menghidupkan keluarga. Dapat menyekolahkan anaknya. Membayar cicilan motor dan mungkin sedikit tabungan hari tua mereka.
Mari dukung ekonomi rakyat dengan berbelanja pada mereka.
Salam Kemandirian Ekonomi
Sugeng Teguh Santoso, SH
(Sekjen Peradi dan Pendiri Pesantren HAM Darul Adli)