Thursday, 16 May 2024
HomeKabupaten BogorHidup dari Jualan Gemblong, Kakek di Puncak Ini Ditinggal 4 Anaknya

Hidup dari Jualan Gemblong, Kakek di Puncak Ini Ditinggal 4 Anaknya

BOGOR DAILY Teriknya matahari tidak menghalangi langkah kaki mengaiz rezeki.  Siang itu, terlihat  seorang lelaki berkulit keriput tampak semangat menunggu setiap pemilik mobil membuka kacanya.

Dengan berbalut kemeja lusuh dan peci hitam, lelaki tua itu jalan tegopoh-gopoh menawarkan kantong berisi gemblong. Setiap hari ia menjinjingnya untuk dijajakan ke setiap pengendara yang  melintas di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Dia lah, Abah Hadi, pria senja yang masih harus berjuang mencari nafkah di jalanan.

Ia tak sungkan-sungkan untuk menebar senyuman kepada pengendara yang melintas, seraya menawari gemblong dagangannya.

Salah satu lokasi favoritnya untuk berjualan gemblong adalah di Parkiran Cimory II.

Setiap mobil yang keluar masuk Cimory, pasti ia sambangi.

Saya sudah 85 tahun. setiap hari saya berjulan di sini,” katanya saat ditemui  di depan Cimory II Jalan Puncak Bogor Cipayung, Selasa (04/04/17).

Lanjutnya, ia sudah lama hidup sendiri sejak istrinya meninggal dunia. Empat orang anaknya sudah mempunyai keluarga masing dan memilih meninggalkan Hadi seorang diri di rumah dengan berjualan gemblong.

“Sudah 4 tahun saya berjualan. Kalau gak jualan saya mau dapat uang dari mana,” ungkapnya dengan nada pelan.

Selama itu ia berjualan dengan kemampuan berjalan dan pendengaran yang sudah mulai berkurang‎.

‎Kakek asli Bogor ini mengatakan, pendepatannya perhari dari pagi hingga sore itu tidak tentu.

“Yah, kalo tiap harinya, pendepatan cuma Rp 40 hingga 50 ribu, kadang kurang. Gak tentu,” ungkapnya