Thursday, 10 October 2024
HomeBeritaIra 'Manusia Balon Cigombong' Dievakuasi dari Rumahnya

Ira ‘Manusia Balon Cigombong’ Dievakuasi dari Rumahnya

BOGOR DAILY- Entah penyakit apa yang menimpa Ira gadis berusia 33 tahun warga Kampung Tugujaya, RT 04/06, Desa Tugujaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Sudah tiga tahun perutnya membesar mirip balon hingga garis uratnya pun terlihat nyata.

Sudah bolak-balik berobat, namun kondisi Ira tidak juga membaik. Dokter yang menanganinya dibuat bingung dengan penyakit yang dialami Ira si manusia balon. Beruntung, hari ini pihak kecamatan langsung mengevakuasi Ira dari rumahnya. Ia kembali dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Sementara, Ketua Dua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kabupaten Bogor Hendra (48) mengatakan, jika selama ini Ira tak bisa jalan.

“Sehari-hari dia jalannya merangkak, saking perutnya besar,” kata Hendra

Pihak keluarga pun tak kalah bingung dengan penyakit Ira. Sebab, tak hanya mengalami sakit fisik, Ira juga belakangan mulai depresi atas penyakit anehnya. Sampai-sampai, seluruh daun jendela rumahnya sudah tak berkaca karena amukan Ira si manusia balon.

“Daun jendela rumah Ira sudah tidak menggunakan kaca akibat dirusaknya,” urainya.

Kepada tim, orang tuanya menceritakan, sebelumnya Ira merupakan gadis yang periang dan cantik di kampung ini. Sekitar empat tahun lalu, ada lelaki asal Palembang yang menawari Ira masuk pendidikan polisi wanita (polwan), rayuan tersebut melunturkan Ira hingga ia mengamininya.

“Sesampainya di sana, bukan jadi polwan malahan menjadi pembantu dengan gaji Rp300 ribu per bulan. Hanya bertahan enam bulan, akhirnya Ira pulang kampung,” bebernya.

Saat pulang ke rumah, lanjut Hendra, tingkah lakunya mulai aneh. Ia sering melamun hingga akhirnya mengalami depresi. Tak kuasa melihat penyakit yang diderita anak gadisnya, akhirnya keluarga membawanya ke Rumah Sakit Sekar di wilayah Sukabumi untuk dioperasi.

“Saat dioperasi, dokter berhasil mengeluarkan 30 liter cairan berwarna ungu,” ujarnya.

Pihak keluarga merasa lega karena operasinya berjalan lancar. Sayangnya, saat dibawa pulang ke rumah, perutnya kembali membesar seperti dulu lagi sampai saat ini. Pihak desa bersama IPSM sudah membuatkan kartu BPJS untuk berobat.

Namun pihak keluarga menolak, dengan alasan tidak ada uang untuk menunggui Ira selama di rumah sakit. Selama ini untuk makan sehari-hari saja tidak ada.

“Penyakit yang dikeluhkannya seperti di luar kewajaran akhirnya kepala desa berinisatif mengobatinya ke pengobatan non medis. Setelah itu, rencananya akan dibawa ke Rumah Sakit PMI,” tukasnya.