BOGOR DAILY- Rencana pemindahan gedung Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Bogor ke Ciawi menuai reaksi keras dari sejumlah kalangan.
Ketua PD Mathlaul Anwar Kabupaten Bogor Abdul Azis prihatin dengan munculnya rencana tersebut. Sebab, hal ini akan memberatkan pelaku pendidikan madrasah. “Apalagi, banyak madrasah di bawah binaan Mathlaul Anwar berada di pinggiran. Itu kan sangat jauh jaraknya kalua harus ke Ciawi,”ungkap Aziz dengan nada kecewa
Menurutnya, dengan berpindahnya kantor Kemenag ke Ciawi hal itu bukan solusi melainkan menambah maslaah baru. Terutama bagi guru serta kepala madrasah “Ini aneh kenapa harus jauh jauh ke Ciawi, saya jadi curiga ada apa sebenarnya Kemenag ini ingin menjauhi ibu kota Kabupaten, ini perlu ditelusuri karena kalau niat ingin meningkatkan pelayanan bukan pindah ke daerah yang justru akan melahirkan permasalahan baru” ungkap Azis dengan nada serius
Ia pun menyarankan agar kantor tersebut tetap berada di wilayah Cibinong demi memaksimalkan pelayanan “ Kan Kemenag bisa memaksimalkan gedung Yayasan Pembangunan Umat Islam (YPUI) di Cikaret sehingga pelayanan bisa maksimal dan tetap berada di pusat kota. Jadi tidak memberatkan guru dan kepala madrasah yang berurusan dengan Kemenag” ungkap Azis kepada Bogordaily.net
Senada dengan Abdul Azis, Sekretaris Umum PD Mathla’ul Anwar Kabupaten Bogor Dede Fahruroji menyoal tentang rencana kepindahan kantor kemenag ini dengan nada pesimis
“Saya khawatir, kebijakan ini justru kontra produkrif, coba lihat kawan kawan pelaku pendidikan madrasah di daerah, mereka sangat lugu dan penurut, mereka akan manut saja walaupun mereka sangat keberatan karena jalur ke Ciawi jauh lebih rumit dan membutuhkan energi lebih dibanding ke Cibinong” ungkap Defah sapaan akrabnya.
Lebih jauh Defah mengungkapkan kalau bicara kebijakan publik harus dilihat secara komprehensif tidak parsial “Bicara pelayanan di Bogor berarti bicara sebaran masyarakat yang ada di bogor, mereka harus terlayani secara adil dan merata, lihat saja jika pusat pelayanan itu ada di ciawi apa ini sebuah keadilan atau jadi ketimpangan bagi sebagian masyarakat” ungkap mantan pemuda pelopor yang sempat membawa harum nama madrasah pada ajang seleksi pemuda pelopor bidang pendidikan di Kementerian Pemuda Dan Olahraga ini (doy/bd)