Thursday, 10 October 2024
HomeBeritaPintu Pintu di Keraton Surakarta Dibongkar Paksa, Ini Alasannya

Pintu Pintu di Keraton Surakarta Dibongkar Paksa, Ini Alasannya

BOGOR DAILY– Aparat kepolisian telah mengosongkan Keraton Kasunanan Surakarta sejak Sabtu (15/4) lalu. Kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) dan para abdidalem dilarang. Pihak Paku Buwono (PB) XIII segera mengambil alih dengan membongkar paksa pintu-pintu yang dikunci oleh kubu LDA.

“Pihak Dewan Adat tidak juga menyerahkan kunci. Kemarin sudah kita buka. Nanti kita ganti dengan kunci yang baru,” kata adik PB XIII, GPH Benowo, Senin (17/4/2017).

Dia mengatakan proses pembongkaran disaksikan oleh pihak kepolisian. Polisi bertugas untuk mengawasi agar tidak ada bagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran. Sedangan pintu-pintu yang dibuka paksa itu hanya beberapa yang dinilai penting. Antara lain Kori Kamandungan, pintu museum, Kori Magangan, Jalatunda dan Bangsal Sidikara.

Pembongkaran dilakukan terkait akan dilaksanakannya peringatan kenaikan tahta raja atau tingalan jumenengan pada 22 April 2017. Waktu yang tinggal beberapa hari ini akan dioptimalkan untuk persiapan.

“Sinuhun (POB XIII) kalau mau jumenengan lewat mana kalau pintu dikunci. Termasuk kalau Sinuhun hendak masuk ke ruang pusaka untuk memilih pusaka apa yang akan dipakai jumenengan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Dewan Adat Keraton Surakarta, KPH Eddy S Wirabhumi, menilai pembongkaran tidak sesuai prosedur. Kunci-kunci ruangan, menurutnya, harus dibuka dengan izin masing-masing petugas yang telah disumpah.

“Misalnya ruang pusaka, kunci dibawa Pengageng Putra Sentana atau Kusumawandawa sebagai wakil dinasti. Saat memasuki kamar pusaka itu juga harus disaksikan ndara kamar, abdidalem putri dan Pengageng Putra Sentana. Jadi semuanya saling mengawasi,” ungkapnya.

Sejak Sabtu lalu, aparat kepolisian menjaga ketat kawasan Keraton Kasunanan Surakarta. Penjagaan dilakukan agar tingalan jumenengan PB XIII berjalan dengan lancar.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Djarot Padakova, mengatakan sekitar seribu pasukan akan diterjunkan selama persiapan dan pelaksanaan tingalan jumenengan. “Jumlah pasukan sesuai kebutuhan, yang pasti cukup untuk menjaga kawasan keraton,” ungkapnya.