BOGOR DAILY– Calon presiden (capres) Prancis, Emmanuel Macron, yang menjadi favorit publik sempat menjadi pemberitaan tabloid karena kisah cintanya. Macron menikahi guru yang ditaksirnya sejak bangku sekolah menengah.
Kisah ini juga menjadi perhatian berbagai media asing termasuk media Amerika Serikat (AS). Namun, seperti dilansir CNN, Rabu (26/4/2017), publik Prancis sendiri sebenarnya tidak terlalu mempedulikannya. Tidak ada yang mempermasalahkan Macron yang menikahi gurunya sendiri.
“Pada dasarnya ini bukan isu besar. Anda seharusnya bertanya pada diri Anda mengapa Amerika menganggapnya masalah besar. Apakah ini mempengaruhi caranya memerintah?” ucap koresponden CNN di Paris, Jim Bittermann, merujuk pada respons publik Prancis soal kisah Macron.
Dalam putaran pertama yang digelar 23 April kemarin, Macron berhasil meraup suara terbanyak dengan 24,01 persen. Macron diikuti oleh Marine Le Pen, capres dari Partai Front Nasional Prancis, yang meraup 21,30 persen suara. Dari total 11 capres, hanya dua capres teratas yang lolos ke putaran kedua yang akan digelar 7 Mei mendatang.
Berbagai polling terbaru, seperti dilansir Reuters, memprediksi keunggulan Macron atas Le Pen dalam putaran kedua. Baik polling Opinionway maupun polling Ifop Fiducial sama-sama memprediksi Macron akan mengalahkan Le Pen dengan perolehan 61 persen melawan 39 persen suara.
Macron yang pro-Uni Eropa, kini mendapat dukungan Presiden Francois Hollande dan para politikus serta capres yang kalah pada putaran pertama. Hollande bahkan terang-terangan menyerukan kepada rakyat Prancis untuk memilih Macron dan menolak Le Pen yang anti-Uni Eropa dan antiimigran. Hollande menyebut Le Pen berpotensi membahayakan Prancis.
Macron yang mantan bankir investasi, pernah bergabung dengan Partai Sosialis Prancis dan menempati jabatan pemerintahan. Namun kini dia maju mewakili pergerakan ‘En Marche!‘ yang didirikannya tahun 2016.
Kisah cintanya menjadi konsumsi tabloid Prancis. Dilaporkan bahwa Macron mulai menyukai gurunya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Macron yang kini berusia 39 tahun, pertama kali bertemu dengan istrinya, Brigitte Trogneux yang kini berusia 64 tahun, saat masih sekolah di kota Amiens, Prancis bagian utara.
Saat itu, Macron yang masih berusia 17 tahun menyatakan dirinya akan menikahi Trogneux nanti. Orangtua Macron menentang keras hal ini. Terlebih karena Trogneux saat itu sudah menikah dan memiliki tiga anak. Ayah Macron meminta Trogneux untuk menjauh, paling tidak hingga anaknya berusia 18 tahun.
Kisah cinta Macron dan Trogneux ini diulas dalam buku berjudul ‘Emmanuel Macron: A perfect young man‘ oleh pengarang Anne Fulda. Buku itu memuat komentar dan pernyataan Trogneux soal kisah cintanya dengan Macron. Namun tidak diketahui pasti sejak kapan Macron dan Trogneux mulai menjalin hubungan asmara secara serius.
“Tidak akan ada yang tahu pada momen apa kisah kami menjadi kisah cinta. Itu menjadi milik kami. Itu rahasia kami,” ucap Trogneux seperti dikutip buku itu, yang dilansir Reuters.
Macron akhirnya menikahi Trogneux pada tahun 2007, setelah Trogneux bercerai dari suami pertamanya. Mereka menikah saat Macron berusia 29 tahun dan Trogneux berusia 54 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh di antara keduanya, sempat membuat beberapa kerabat dan anggota keluarga merasa ragu. Sebelum menikahi Trogneux, Macron terlebih dahulu meminta restu dari ketiga anak Trogneux.