BOGOR DAILY– Sumitra, warga Citaringgul, Babakanmadang masih syok mendengar putrinya Mita Sumiati (18) tewas dalam kecelakaan bus study tour SMK Panca Karya di Magelang Jawa Tengah, Selasa (16/5).
Tubuhnya masih lemas, matanya masih terlihat sembab. Seharian kemarin air matanya tak lagi terbendung, menyusul kematian tragis putrinya yang berniat merayakan kelulusan di Yogyakarta.
Di kediamannya, Kampung Banceuy, RT 01/05, Desa Citaringgul, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Sumitra hanya bisa memandangi foto anaknya yang ada di bingkai.
Sumitra pun mengaku tidak menyangka terkait insiden yang menimpa putrinya tersebut.
“Pas hari Senin berangkat, untuk perpisahan di sana. Saya gak tahu (akan terjadi kecelakaan), mungkin udah takdir,” ungkap Sumitra dengan nada lirih
Namun sebelum berangkat hari senin, Sumitra juga mengatakan bahwa ada hal yang membuatnya beserta istri merasa heran.
Putrinya itu sempat mengungkapkan permintaan dimana Mita ingin bekerja sambil kuliah yang jauh di Jakarta setelah lulus SMK nanti.
“Bapak, Nanti kalo Mita misal udah kerja, Mita mau sambil kuliah di Jakarta, terus saya bilang, jangan jauh-jauh Mita kerja di sini juga banyak, ah jauh-jauh aja bapak. Itu pas sebelum berangkat hari seninnya,” terang Sumitra sembari meneteskan air mata.
Istri Sumitra pun sempat bertanya karena merasa heran dengan permintaan anaknya itu. Rupanya itu jadi pesan terakhirnya sebelum meninggal.
“Ternyata, tadi pagi saya dapat kabar dari orang lain bahwa anak saya jadi korban,” ujar Sumitra yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta ini.
Mita juga diakui pihak sekolah merupakan salah satu siswi yang pintar dan berprestasi.