BOGOR DAILY– Pertandingan sepak bola Liga 2 antara Persikabo melawan Persikad Depok berujung ricuh di Stadion Pakansari Bogor, kemarin sore. Kericuhan ini terjadi akibat suporter Persikabo tak terima tim kesayangannya kalah. Aksi baku hantam pun tak terelakkan hingga batu dan kursi dilempar suporter.
Kericuhan ini bermula saat Persikabo dikalahkan Persikad Depok dengan skor 1-2 di kandangnya sendiri atau Stadion Pakansari, Cibinong. Setelah wasit meniupkan peluit panjang, terlihat empat suporter dari arah kelompok Ultras Persikabo turun ke lapangan. Mereka berniat mencari Manajer Tim Persikabo Patrick Tarigan.
Tiba-tiba empat suporter ini langsung melempari official Persikabo dengan batu yang terdapat di lapangan. Tak terima, beberapa perwakilan official menghampiri keempat suporter tersebut. Bahkan, salah seorang official bertubuh besar dan berambut plontos itu mengayunkan bogem mentah terhadap seorang suporter yang bertelanjang dada. Baku hantam pun tak bisa dielakkan.
Aksi baku hantam ini sendiri berangsur tidak lama. Petugas keamanan dengan sigap langsung melerai dan mengamankan keempat suporter tersebut. Namun, beberapa suporter yang kecewa dengan kekalahan tim kesayangannya melampiaskan emosinya dengan membakar flare di tempat duduk penonton. Alhasil, petugas keamanan pun harus berlarian memadamkan petasan yang dinyalakan para suporter tersebut.
Tak sampai di situ, kericuhan berlanjut persis di depan pintu masuk VIP Stadion Pakansari. Para suporter yang diisi kaum muda ini berteriak mencari keberadaan empat rekannya yang diamankan petugas dan manajer TimPersikabo. Para suporter pun mencoba merangsek masuk ke ruangan VIP. “Keluar lu Radi (CEO Persikabo, red),” teriak para suporter sambil melempari pintu kaca VIP.
Namun niat para suporter tersebut mendapat hadangan dari petugas keamanan. Petugas mencoba menutup pintu VIP agar para mereka tidak bisa masuk. Karena jumlah petugas lebih sedikit, mereka pun berhasil masuk ke ruangan VIP. Sementara beberapa suporter lain yang tidak masuk ke ruangan VIP menendang hingga melempari kaca di pintu masuk. Alhasil, pintu masuk ruang VIP yang terbuat dari kaca ini pecah dibuatnya.
Tak ingin kejadian tersebut berangsur lama, petugas keamanan dengan sigap memukul mundur para suporter yang berada di ruang VIP. Petugas kepolisian pun sampai-sampai mengeluarkan tembakan peringatan hingga lebih dari tiga kali. Kejadian ini berangsur kurang lebih 20 menit. Selebihnya petugas berhasil menenangkam suasana setelah pihak keamanan mengeluarkan gas air mata untuk membubarkan ribuan suporter itu ke luar stadion. Hingga pukul 18:45 WIB kondisi kembali kondusif, terkendali dan penonton bisa dibubarkan.
Menanggapi hal ini, Ketua Suporter Ultras Persikabo Bogor Tedi Mulya menuturkan, aksi yang dilakukan suporter petang kemarin terjadi spontan. Sebab, suporter kecewa dengan kinerja manajemen Persikabo, menyusul hasil minor yang terus-menerus dialami Munadi cs. “Suporter kecewa dengan kekalahan kandang ini, apalagi ini yang keempat kalinya dalam lima laga. Mungkin kesabaran mereka sudah mencapai puncaknya sehingga berlaku sedemikian rupa,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Sementara itu, pemerhati sepak bola Kabupaten Bogor Herzon Hizkia menyayangkan aksi anarkis yang dilakukan sejumlah oknum suporter Persikabo. Dirinya menduga ini terjadi akibat tidak ada keterbukaan manajemen dengan pemain maupun suporter yang disusul kekalahan beruntun. “Kondisi ini terjadi karena manajemen tidak terbuka. Terlihat jelas pemain pun bermain setengah hati. Ini menjadi evaluasi besar agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.
Herson menambahkan, kondisi seperti riskan bila dibiarkan berlarut-larut. “Persikabo bisa degradasi, tenggelam. Hal ini bukti keseriusan mengelola klub harus tinggi dan jangan setengah hati,” pungkasnya.(met/bd)