BOGOR DAILY– Popularitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada survei Indo Barometer masih tinggi. Namun, pria yang akrab disapa Kang Emil beranggapan hasil survei bukan segalanya untuk maju di Pigub Jawa Barat 2018 nanti.
Menurutnya, survei hanyalah ukuran terbaca secara psikologis. Bisa saja survei tinggi justru pada pemilihan rendah. Dia mencontohkan saat Pilwakot Bandung. Hasil survei Kang Emil hanya 6 persen tapi ternyata hasilnya menang hingga 45 persen.
“Jika sekarang tinggi saya tidak mau takabur,” kata Emil di Rumah Sakit Advent usai menjenguk tokoh Jabar, Solihin GP, Jumat (9/6).
Emil sadar dia punya kelemahan dan kelebihan. Dia mengakui masih lemah di tingkat desa dan kuat di perkotaan. Sehingga dia fokus bersosialisasi di masyarakat pedesaan di akhir pekan. Sementara pada Senin sampai Jumat, Emil fokus untuk warga Bandung.
Saat ini, menurut Emil, kesiapannya maju sebagai calon gubernur, masih diterpa ketidakpastian. Meski saat ini, mendapat dukungan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Untuk menekan ketidakpastiannya itu, safari politik ke daerah-daerah menjadi aktivitas akhir pekan dia.
Dia juga tetap menjalin komunikasi dengan partai lain, mengingat NasDem saat ini hanya memiliki lima kursi di DPRD Jawa Barat. “Karena, mau maju jadi calon juga belum pasti. Karena, baru lima kursi dari 20, jadi masih ikhtiar,” ujar
Mengingat potensi ketidakpastian tersebut, mundur dari kontes politik di Pilgub Jabar akan menjadi pilihannya. Termasuk jika peluang politiknya tidak bernasib baik, saat terjun ke Pemilihan Wali Kota Bandung 2018.
“Jadi, jangan kaget kalau saya enggak jadi maju. Enggak (ikut Pilwalkot lagi), saya mau pensiun saja. Jadi, arsitek saja,” terangnya.
Kang Emil menuturkan, safari politik ke daerah-daerah di Jawa Barat tergolong sulit. Dengan situasi tersebut, silaturahmi dengan tokoh-tokoh Jawa Barat, menjadi solusi alternatif untuk menghubungkan dengan masyarakat.
“Saya hanya menjalin dengan tokoh-tokoh, supaya menjadi penyambung opini kepada masyarakat. Jadi, saya enggak ngumpul-ngumpul masyarakat dalam skala besar, atau acara-acara, belum ada waktunya,” katanya (Jawa Pos)