BOGOR DAILY– Musim mudik tahun ini kondisi jalan di Kota Bogor belum sepenuhnya dikatakan layak untuk dilalui kendaraan. Tercatat, dari 747 kilometer total jalan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Bogor, 20 persen dalam kondisi rusak.
Kabid Pemeliharaan Kebinamargaan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor, Herman Rusli, mengatakan, sedianya pemeliharaan jalan sudah dilakukan sejak Januari. Namun tidak dengan pemeliharaan berkala.
“Perbaikan sifatnya tambal sulam oleh bidang pemeliharaan jalan yang statusnya jalanan kota. Kecuali jalan nasional dan provinsi. Jalan nasional itu antara lain, Dramaga, Abdullah Bin Nuh, Sholeh Iskandar, Warung Jambu, Pajajaran, dan Ciawi,” bebernya.
Sedangkan untuk jalan provinsi, mulai dari Ekalokasari depan PDAM masuk Lawang Gintung, Batu Tulis, Bondongan, Empang, Juanda, Sudirman kemudian masuk Pemuda, Kebon Pedes hanya sebatas melakukan koordinasi. Khusus jalan nasional maupun provinsi, kata dia, sejauh ini sudah kategori baik.
“Kalau jalan kota, titik persisnya kira-kira 30-40 persen rusak dari Januari tapi sudah kita lakukan tambal sulam,” bebernya.
Lebih lanjut Herman mengatakan, jalan-jalan alternatif menjadi prioritas untuk diperbaiki seperti SBJ dan Gang Makam. Dari Kebon Pedes, lalu dan Cimanggu. Pihaknya juga memprioritaskan jalan-jalan yang dilalui oleh angkutan umum.
“Namanya pemeliharaan rutin seperti melakukan perbaikan, jika jalan rusak ringan, kalau sudah berat enggak bisa menggunakan pemeliharaan rutin,” ungkapnya.
Apalagi saat Januari sampai April bahkan hingga Mei hujan selalu turun. Di sisi lain, selain jalan rusak yang disebabkan faktor alam, pun ada juga jalan rusak akibat galian PDAM. Dalam hal ini, Herman mengaku tidak akan turun sebelum PDAM memperbaiki, sebab itu merupakan tanggung jawab mereka. “Saya tunggu sampai dimana mereka memperbaikinya, awalnya enggak begitu, kok,” tegasnya.
Herman mengatakan, soal anggaran, pemeliharaan berkala rata-rata Rp200 juta hingga Rp300 juta. Tergantung dari berapa panjang dan lebar jalan, berapa saluran yang harus diperbaiki. “Kalau pemeliharana rutin di bidang saya, wilayah I, Rp8 miliar, wilayah II, Rp8 miliar dan wilayah tiga Rp9 miliar,” tandasnya. (Jawa Pos)