BOGOR DAILY– Pengerjaan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) diwarnai insiden berdarah. Seorang pengendara warga Sukawening Dramaga, Nasan, tewas kecelakaan saat melewati Jalan Sholeh Iskandar (Sholis) yang saat ini masih dalam pembangunan Tol BORR seksi II, Selasa (13/6) pagi. Sore harinya, insiden serupa kembali terjadi. Tabrakan beruntun pecah di tol exit Sentul- Kedungbadak hingga membuat banyak korban tergencet. Pengendara pun diminta waspada saat melintas jalan tersebut karena dikhawatirkan kembali makan korban.
Baru enam bulan berjalan, proyek Tol BORR sudah makan korban. Nasan yang hendak berangkat kerja harus mengalami nasib tragis saat melintasi Jalan Sholis yang saat ini mengalami penyempitan akibat pengerjaan tol. Niatnya menyalip sebuah truk justru berujung maut hingga tubuhnya tergeletak di tengah jalan yang masih tahap pembangunan jalan tol layang.
Kanit Laka Lantas Polresta Bogor Kota AKP Said mengatakan, pengendara motor bernama Nasan tersebut diduga tewas terlindas truk saat hendak menyalip truk dari sebelah kanan yang melaju ke arah Simpang Tol BORR. “Kejadiannya pukul 08:00 WIB. Masih dugaan terlindas truk Fuso karena truknya yang terlibat juga belum diketahui keberadaannya,” ungkap Said.
Di hari yang sama, tabrakan beruntun di Jalan Sholis membuat gempar. Tak tanggung-tanggung, sebelas mobil bertabrakan di tol exit Tol BORR. Aktivitas beberapa pekerja proyek pun sempat terhenti lantaran ikut menolong korban tabrakan.
Salah seorang korban selamat dari maut tersebut yakni Budianto (33), warga Cikampek. Niatnya silaturahmi ke rumah saudaraya di Perumahan Taman Yasmin justru berujung duka. Mobil Avanza merah dengan nomor polisi B 1288 FMO yang dikendarainya hancur ditabrak truk. Bahkan, tubuhnya bersama anggota keluarga yang lain, Dian, Fitri, Ade dan Raka, ikut tergencet begitu mobilnya ditabrak di tol exit Tol BORR.
Lima ratus meter jelang keluar jalan Tol BORR, Budianto kaget ketika mobil yang dikendarainya tiba-tiba jalan sendiri. Bahkan, mobilnya menabrak sejumlah mobil yang ada di depannya hingga perutnya pun terjepit setir. Begitu juga dengan saudaranya yang lain juga merasa kaget. Ketika ditabrak, ia mencoba banting setir ke kanan dan ke kiri tetapi tidak bisa. Bahkan, kaca mobilnya langsung pecah sehingga Budi tak dapat melihat jelas setelah menabrak mobil di depannya.
Ketika kejadian tersebut, Budi mengaku belum mengetahui bahwa mobil yang dikendarainya ditabrak truk yang mengalami rem blong. Seketika langsung banyak warga yang datang untuk menolongnya, khususnya salah satu balita yang ada di mobilnya, Raka (4). “Kita yang ada di dalam kegenjet semua. Tapi Alhamdulillah pas kegencet banyak orang yang nolong,” terangnya.
Mobilnya mengalami rusak berat bahkan sudah tidak berbentuk, namun Budianto bersyukur keluarganya tetap selamat dan hanya luka ringan saja. “Setelah berhenti langsung ditolong tukang asongan dan semuanya dikeluarkan,” paparnya.
Sementara Kasat Lantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priadji menjelaskan, kecelakaan bermula saat truk semen bernomor polisi B 9607 SFU yang dikendarai Kelana Jaya (34) melaju dari arah keluar Tol BORR menuju Jalan Sholis. Setibanya di lokasi, dengan kondisi jalan menurun, truk tersebut diduga mengalami gagal fungsi rem sehingga hilang kendali dan menabrak kendaraan di depannya. “Sopirnya sudah kita amankan. Untuk kendaraan yang rusak berat ada tiga unit dan sudah dibawa ke Unit Laka Lantas,” ujar Bramastyo.
Bramastyo menuturkan, polisi masih mengumpulkan bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi mata, termasuk melakukan pemeriksaan terhadap sopir truk yang sudah diamankan. “Tidak ada korban jiwa. Seluruh korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Islam Bogor untuk mendapat pertolongan,” tuturnya.
Terjadinya dua insiden tabrakan dalam sehari di Jalan Sholis ini ramai dibhas netizen. Ada yang mengaitkan peristiwa itu dengan unsur mistis, akibat pembangunan proyek.
“Innalillahi,Tol Borr minta tumbal,”tulis netizen mnegomentari soal kabar tersebut,
Tak hanya netizen, warga ikut mengeluhkan adanya proyek jalan Tol BORR. Salah seorang warga Sukadami, Setiawan, menyebut bahwa kawasan Sholis belakangan memang rawan kecelakaan. “Hati-hati sajalah kalau lewat Sholis. Takutnya minta tumbal lagi, soalnya sekarang jadi rawan kecelakaan,” ungkap Setiawan.
Ia membeberkan, sejak adanya pembangunan Tol BORR, jalan jadi menyempit. “Banyak yang suka nekat melawan arus untuk putar balik,” ujarnya. Atau, lanjut dia, pengendara yang hendak putar balik juga sering kesulitan lantaran tertutup seng proyek. Ini diperparah dengan tidak adanya rambu di jalan tersebut.
Kondisi ini dianggap menyulitkan pengendara, apalagi yang bukan warga Bogor. “Apalagi yang di lampu merah mau ke Yasmin, itu kalau malam, kendaraan suka saling berebut jalan duluan. Ada yang putar baliknya di situ (lampu merah, red). Harusnya kan itu nggak boleh,” urainya.
Insiden ini pun menyita perhatian Pengamat Transportasi dari Universitas Pakuan Budi Arif. Menurutnya, rambu-rambu wajib dipasang dalam setiap proyek. Hal ini diatur dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dikeluarkan Dinas Perhubungan (Dishub). “Rambu-rambu ini cuma dipasang tapi jarang dipantau. Makanya harus betul-betul dipastikan rambu belokan atau perlunya waspada itu dipasang di sepanjang jalan yang terkena proyek,” terangnya.