Saturday, 20 April 2024
HomeKota BogorWaspada! Proyek Tol BORR Minta Tumbal

Waspada! Proyek Tol BORR Minta Tumbal

BOGOR DAILY– Pengerjaan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) diwarnai insiden berdarah. Seorang pengendara warga Sukawening Dramaga, Nasan, tewas kecelakaan saat melewati Jalan Sholeh Iskandar (Sholis) yang saat ini masih dalam pembangunan seksi II, Selasa (13/6) pagi. Sore harinya, insiden serupa kembali terjadi. Tabrakan beruntun pecah di tol exit Sentul- Kedungbadak hingga membuat banyak korban tergencet. Pengendara pun diminta waspada saat melintas jalan tersebut karena dikhawatirkan kembali makan korban.

Baru enam bulan berja­lan, proyek sudah makan korban. Nasan yang hendak berangkat kerja ha­rus mengalami nasib tragis saat melintasi Jalan Sholis yang saat ini mengalami pe­nyempitan akibat pengerjaan tol. Niatnya menyalip sebuah truk justru berujung maut hingga tubuhnya tergeletak di tengah jalan yang masih tahap pembangunan jalan tol layang.

Kanit Laka Lantas Polresta Bogor Kota AKP Said men­gatakan, pengendara motor bernama Nasan tersebut diduga tewas terlindas truk saat hendak menyalip truk dari sebelah kanan yang melaju ke arah Simpang . “Kejadiannya pukul 08:00 WIB. Masih dugaan terlindas truk Fuso kare­na truknya yang terlibat juga belum diketahui ke­beradaannya,” ungkap Said.

Di hari yang sama, ta­brakan beruntun di Jalan Sholis membuat gempar. Tak tanggung-tanggung, sebelas mobil bertabrakan di tol exit . Aktivitas beberapa pekerja proyek pun sempat terhenti lantaran ikut menolong korban tabrakan.

Salah seorang korban sela­mat dari maut tersebut yakni Budianto (33), warga Cikam­pek. Niatnya silaturahmi ke rumah saudaraya di Peruma­han Taman Yasmin justru berujung duka. Mobil Avanza merah dengan nomor polisi B 1288 FMO yang dikenda­rainya hancur ditabrak truk. Bahkan, tubuhnya bersama anggota keluarga yang lain, Dian, Fitri, Ade dan Raka, ikut tergencet begitu mobilnya ditabrak di tol exit .

Lima ratus meter jelang keluar jalan , Budi­anto kaget ketika mobil yang dikendarainya tiba-tiba jalan sendiri. Bahkan, mobilnya menabrak sejumlah mobil yang ada di depannya hingga perutnya pun terjepit setir. Begitu juga dengan sauda­ranya yang lain juga merasa kaget. Ketika ditabrak, ia mencoba banting setir ke kanan dan ke kiri tetapi tidak bisa. Bahkan, kaca mobilnya langsung pecah sehingga Budi tak dapat melihat jelas setelah menabrak mobil di depannya.

Ketika kejadian tersebut, Budi mengaku belum men­getahui bahwa mobil yang dikendarainya ditabrak truk yang mengalami rem blong. Seketika langsung banyak warga yang datang untuk menolongnya, khususnya salah satu balita yang ada di mobilnya, Raka (4). “Kita yang ada di dalam kegenjet semua. Tapi Alhamdu­lillah pas kegencet ban­yak orang yang nolong,” terangnya.

Mobilnya mengalami rusak berat bahkan sudah tidak berbentuk, namun Budi­anto bersyukur keluarganya tetap selamat dan hanya luka ringan saja. “Setelah berhenti langsung ditolong tukang asongan dan semuanya dike­luarkan,” paparnya.

Sementara Kasat Lantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priadji menjelas­kan, kecelakaan bermula saat truk semen bernomor polisi B 9607 SFU yang dikendarai Kelana Jaya (34) melaju dari arah keluar menuju Jalan Sholis. Setibanya di lokasi, dengan kondisi jalan menurun, truk tersebut didu­ga mengalami gagal fungsi rem sehingga hilang kendali dan menabrak kendaraan di depannya. “Sopirnya sudah kita amankan. Untuk kenda­raan yang rusak berat ada tiga unit dan sudah dibawa ke Unit Laka Lantas,” ujar Bramastyo.

Bramastyo menuturkan, polisi masih mengumpulkan bukti dan meminta keteran­gan sejumlah saksi mata, termasuk melakukan pemer­iksaan terhadap sopir truk yang sudah diamankan. “Ti­dak ada korban jiwa. Seluruh korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Islam Bogor un­tuk mendapat pertolongan,” tuturnya.

Terjadinya dua insiden ta­brakan dalam sehari di Ja­lan Sholis ini ramai dibhas netizen. Ada yang mengaitkan peristiwa itu dengan unsur mistis, akibat pembangunan proyek.

“Innalillahi, minta tumbal,”tulis netizen mnegomentari soal kabar tersebut,

Tak hanya netizen, warga ikut mengeluhkan adanya proyek jalan . Salah seorang warga Sukadami, Setiawan, menyebut bahwa kawasan Sholis belakangan memang rawan kecelakaan. “Hati-hati sajalah kalau lewat Sholis. Takutnya minta tumbal lagi, soalnya sekarang jadi rawan kecelakaan,” ungkap Setiawan.

Ia membeberkan, sejak adanya pembangunan , jalan jadi menyempit. “Banyak yang suka nekat melawan arus untuk putar balik,” ujarnya. Atau, lanjut dia, pengendara yang hen­dak putar balik juga sering kesulitan lantaran tertutup seng proyek. Ini diperparah dengan tidak adanya rambu di jalan tersebut.

Kondisi ini dianggap menyulitkan pengendara, apalagi yang bukan warga Bogor. “Apalagi yang di lampu merah mau ke Yasmin, itu kalau malam, kendaraan suka saling bere­but jalan duluan. Ada yang putar baliknya di situ (lampu merah, red). Harusnya kan itu nggak boleh,” urainya.

Insiden ini pun menyita perhatian Pengamat Trans­portasi dari Universitas Pak­uan Budi Arif. Menurutnya, rambu-rambu wajib dipa­sang dalam setiap proyek. Hal ini diatur dalam Analisis Mengenai Dampak Ling­kungan (Amdal) yang dike­luarkan Dinas Perhubungan (Dishub). “Rambu-rambu ini cuma dipasang tapi ja­rang dipantau. Makanya harus betul-betul dipastikan rambu belokan atau perlu­nya waspada itu dipasang di sepanjang jalan yang terkena proyek,” terangnya.