BOGOR DAILY- Kota Bogor, Jawa Barat menggelar karnaval mobil hias Flori Indonesia 2017, yaitu parade mobil dihiasi bunga nusantara berkeliling kota, melintas Kebun Raya Bogor, Minggu (30/7).
Karnaval mobil hias merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari Florikultura Indonesia 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan Pemerintah Kota Bogor. Ketua Panitia Florikultura Indonesia 2017 Dr. Syarifah Iis Aisyah mengatakan, Karnaval Flori Indonesia yang terdiri dari bursa pertanian dan kuliner, lomba merangkai bunga, fashion show, talkshow, pawai, lomba marching band dan lomba mobil hias yang semuanya akan mengusung konsep cinta bunga Nusantara.
“Florikultura Indonesia 2017 merupakan kegiatan yang bertujuan mendorong kebangkitan industri florikultura di Indonesia,” kata Syarifah yang akrab disapa Iis.
Ia mengatakan, Karnaval Flori Indonesia menjadi ajang kegiatan yang mengangkat dan memamerkan kekayaan alam florikultura nasional. Ada tiga rangkaian kegiatan utama dalam perhelatan Florikultura Indonesia 2017. Pertama, pencanangan Hari Florikultura Indonesia yang diselenggarakan di Kemenko Perekonomian, tanggal 24 Juli 2017.
Kemudian kedua, seminar florikultura tanggal 28 Juli 2017 di IPB International Conference Center (IICC) Bogor. “Kegiatan ini diharapkan mampu mengenalkan potensi industri florikultura nasional dan merumuskan gagasan kebijajakan,” katanya.
Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto mengatakan, selama enam tahun terakhir, sejak 2010 hingga 2016, data produksi serta produktivitas agribisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan rata-rata 27 persen per tahun, luas tanam naik 15 persen per tahun, nilai PDB menanjak 12 persen, nilai ekspor mencapai lebih dari US$ 20 juta dan menyerap tenaga kerja mencapai sekitar 750 ribu orang.
“Bangsa Indonesia memiliki potensi florikultura yang sangat besar. Kendati demikian, pengembangan florikultura Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan,” katanya.
Menurutnya, beberapa masalah masih ditemui seperti tingginya kerusakan lingkungan produksi, kurangnya infrastruktur sarana prasarana, rendahnya kepemilikan lahan, terbatasnya akses permodalan, lemahnya kelembagaan petani dan penyuluh serta belum padunya berbagai sektor penunjang pembangunan agribisnis florikultura.
“Persoalan ini menjadi perhatian IPB, bersama-sama kita bangkitkan florikultura Indonesia, melibatkan pemerintah, akademisi dan sektor usaha. Media juga berperan menggaungkan flori Nusantara,” kata Herry.
Karnaval Flori Indonesia dilepas oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersama Wakil Wali Kota Usmar Hariman, dan tamu undangan dari kementerian dan pemerintah daerah.