Monday, 25 November 2024
HomeKabupaten BogorAssalamualaikum Kabomania

Assalamualaikum Kabomania

Oleh: Hj. Ade Yasin SH, MH
Calon Bupati Bogor 2018

Kurang lebih dua pekan lalu. Saat hari menjelang malam. Di perjalanan saat melewati Stadion Pakansari Cibinong. Tiba-tiba saja muncul sekelompok muda-mudi yang menyetop mobil saya.

Tanpa pikir lagi mobil saya tepikan. Karena di antara mereka ada beberapa wajah yang sepertinya familiar. Mereka adalah muda-mudi suporter setia pendukung tim Persikabo. Atau biasa disebut “Kabomania”.

“Assalamualaikum… Apakabar Kabomania…,” kata-kata itu terucap saat saya membuka dialog dengan mereka.

Mengingat Kabomania tentu saja mengingat saya pada sebuah komunitas sepakbola di Bogor yang atraktif, solid dan juga militan.

Pada periode 2008-2013, Abang saya, mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY) begitu akrab dengan mereka. Bahkan beliau dipercaya untuk memimpin Persikabo. Cukup lama. Seingat saya sampai dua periode berturut-turut.

Saat dipimpin Abang saya, Persikabo menorehkan banyak prestasi. Bahkan boleh dikatakan disaat itulah masa emas kejayaan tim sepakbola kebanggaan warga Kabupaten Bogor ini.

Saya sendiri menyukai olahraga ini. Tim favorit saya tentu Persikabo dan Timnas Indonesia. Saya selalu berusaha menonton jika mereka tengah berlaga.

Bagi saya pribadi, sepakbola juga bukan sekedar permainan. Selalu ada drama dan aksi heroik di sana. Selalu ada tautan menuju aspek lain dalam kehidupan. Bahkan menjadi lambang nasionalisme. Dimana karakter dan nama baik sebuah bangsa dibawa ke atas lapangan hijau.

Selain itu, sepakbola juga mengenalkan filosofi tentang bagaimana mempertahankan harga diri. Martabat pribadi. Dan juga martabat sebuah bangsa.

Sepakbola juga bukan tontonan dangkal belaka. Yang dibatasi oleh rumput hijau saja. Sepakbola adalah ekspresi seluruh karakter yang ada dalam diri manusia. Ada ekspresi. Kecerdasan. Kecepatan. kebertahanan dan juga integritas.

Dalam sepakbola juga ada adu strategi dan konsistensi permainan. Dalam sepakbola persaingan berjalan bebas. Tapi tetap dalam koridor yang ditetapkan wasit.

Kembali ke cerita muda-mudi yang tergabung dalam komunitas suporter Kabomania. Terus terang saya respek dengan konsistensi dan kepedulian mereka tentang sepakbola di Kabupaten Bogor.

Pasang surut prestasi dan suka duka menonton pertandingan Persikabo tentu saja menjadi kenikmatan tersendiri bagi Kabomania.

Saya sendiri sudah merancang konsep besar jika saya dipercaya masyarakat untuk memimpin Kabupaten Bogor 2018 mendatang. Khususnya menyangkut nasib Persikabo dan Kabomania.

Menjadikan tim sepakbola kebanggaan warga Kabupaten Bogor yang kuat dan modern adalah salah satu impian saya.

Sebenarnya bukan hal yang mustahil. Dalam catatan sejarah klub-klub tanah air yang eksis hingga saat ini, Persib Bandung adalah salah satu klub yang luar biasa.

Persib selama 83 tahun: lima gelar juara perserikatan. Satu gelar juara Liga Indonesia. Satu gelar juara Indonesia Super League. Dan satu gelar juara Piala Presiden 2015

Dalam waktu lainnya, Persib juga sangat akrab dengan “rasa sakit”. Bahkan, tak jarang rasa sakit yang dialami Persib terjadi dalam waktu yang sangat lama. Persib pernah “puasa” gelar selama 25 tahun (1961-1986). Meratapi nasib buruk mereka hingga terdegradasi sebelum akhirnya kembali bangkit.

Beberapa dekade kemudian, meski tak sampai degradasi, siklus tersebut kembali terulang. Persib menantikan gelar selama 19 tahun untuk kembali menjadi yang terbaik di tanah air.

Menariknya, meski beberapa kali mengalami kegagalan dan menemui masa suram, Persib sepertinya tak pernah merasa menderita. Seolah percaya bahwa penderitaan hanyalah sementara. Maung Bandung pun selalu punya cara untuk bangkit.

Selain Persib, klub Persija Jakarta dan Arema Malang juga menorehkan banyak prestasi yang luar biasa?

Lalu apa rahasia klub-klub sepakbola ini begitu tangguh hingga saat ini?

Kuncinya adalah dedikasi yang kuat dari pemangku kebijakan, ditambah dengan pengelolaan pemain dan pelatih yang baik dan konsisten. Tak lupa pula hal teknis dan taktis. Taktikal di atas lapangan juga menciptakan sebuah klub sepakbola menjadi hebat seperti Persib dan lain-lain.

Lalu bagaimana klub-klub di tanah air ini bisa bertahan ditengah larangan menggunaan APBD?

Menarik sekali menggali cerita seputar kisah dibalik proses peralihan pengelolaan Persib dari ketergantungan terhadap APBD ke era profesional. Kuncinya adalah sponsor dan suporter. Sponsor dan suporter yang fanatik tidak akan datang begitu saja, jika sebuah klub sepakbola minim prestasi. Karena itu, Persikabo wajib berprestasi.

Kita juga bersyukur, Pemerintah Kabupaten Bogor sudah menggagas dan mendirikan sebuah Stadion sepakbola yang megah di Pakansari. Ide awal pendirian stadion ini hadir dari Abang saya Rachmat Yasin. Tujuannya juga sama. Yaitu untuk memajukan Persikabo dan juga olahraga lainnya di Kabupaten Bogor.

Kini stadion Pakansari sudah bisa dinikmati. Stadion ini bukan hanya base-home bagi Persikabo. Tetapi juga rumah bersama seluruh Kabomania. Tempat berkumpul. Bersilaturahmi. Bernyanyi. Berekspresi. Dan menumpahkan kecintaan terhadap Persikabo.

Jadi ayo kabomania kita bangun sebuah komitmen menatap masa depan guna menorehkan sejarah manis. Komitmen itu bisa kita mulai sekarang. Agar masa depan Persikabo bisa sejajar dengan klub-klub papan atas di tanah air.

Hentikanlah lagi mobil saya, lalu saya akan kembali menepi. Sama seperti Kabomania saya pun ingin bernyanyi: “You’ll Never Walk Alone” Persikabo. (*adv)