Saturday, 27 April 2024
HomeKabupaten BogorPasutri Penghuni Bekas Kandang Ayam Diberi Rumah

Pasutri Penghuni Bekas Kandang Ayam Diberi Rumah

BOGOR DAILY-Setahun menempati bangunan bekas kandang ayam, membuat pasangan suami istri () Didin (40) dengan Linda (37) terpaksa direlokasi. Sejak Lebaran, warga di Kampung Babakanpeuntas, RT 04/04, Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, sukarela membangun rumah bilik untuk yang selama ini tinggal di bangunan reyot bekas kandang ayam.

Saat ditemui di rumah sepetak, Didin yang sehari-hari menjadi buruh serabutan itu akhirnya menceritakan awal mula anak dan istrinya tidur di kandang ayam. Sebelumnya sejak menikah, ia tinggal di rumah orang tuanya. Namun setelah lama menumpang, timbul dorongan untuk pindah.

Namun, ia tak memiliki uang apalagi tanah untuk membangun rumah. Sampai akhirnya ada tetangga Didin yang menawarkannya menempati bangunan 8 X 6 bekas kandang ayam. “Awal-awal ya pasti ngerasa bau. Istri juga sempat gatal-gatal, mungkin karena kotoran yang masih menempel di bangunan bambu. Tetapi kami anggap biasa,” ungkap Linda, istri Didin.

Lebih dari setahun ia bersama keluarga kecilnya membiasakan tidur di kandang ayam. Sampai akhirnya warga di Kampung Babakanpeuntas merasa iba dan mengumpulkan uang sukarela untuk merelokasi Didin dan keluarganya. “Alhamdulillah, habis Lebaran kemarin dibuatkan rumah ini sama tetangga dan Pak RT,” ujar Didin yang baru sebulan menempati rumah barunya yang masih beralaskan tanah merah.

Saat ini, Didin yang penghasilannya tidak menentu, tinggal di rumah yang hanya terbuat dari bilik bambu berukuran kurang lebih 6 X 5 meter dengan penyangga kayu dan bambu. Alasnya pun hanya tanah merah yang belum diberi ubin ataupun keramik.

Untuk sekadar penerangan pun, Didin dan keluarga harus menyalurkan aliran listrik dari tetangganya yang berada kurang lebih 10 meter dengan kondisi jalan menanjak. Didin hanya membayar Rp10-20 ribu per bulannya untuk listrik tersebut. Jika turun hujan, Didin dan keluarga harus menikmati alas tanah yang basah.

Sementara salah seorang warga sekitar, Ubay mengatakan, keluarga Didin memang sudah didata sebagai keluarga dengan Rutilahu. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah terkait. “Beberapa Rutilahu yang masih berada di sekitar lingkungan ini saja, baru selesai direnovasi tahun ini. Itu pun dari anggaran 2013. Apalagi keluarga Didin yang baru beberapa waktu lalu mengajukan dana Rutilahu untuk tahun ini,” tuntasnya.