BOGOR DAILY- Setelah ramai soal keberadaan Kampung Warna-warni, Kota Semarang juga memiliki ‘kota parfum’. Kauman, Kota Semarang tidak hanya terkenal dengan Masjid Agung yang bersejarah saja. Salah satu yang terkenal lainnya adalah para penjual parfum yang menjamur di berbagai tempat. Bahkan banyak didatangi pembeli dari luar kota.
Mulai dari jalan di samping Masjid Kauman, sudah tercium aroma wangi, termasuk ketika menyusuri gang Bangun Harjo. Di samping kanan kiri dibuka toko-toko parfum yang menjual bibit berbagai jenis aroma.
Saat ini di gang tersebut setidaknya ada 5 toko yang menjual parfum, namun sebelum masuk gang, sudah ada banyak toko serupa. Salah satu perintis pedagang parfum berada di gang Bangun Harjo nomor 56.
Toko tersebut sudah ada sejak lebih dari 8 tahun lalu dan dibuka oleh warga bernama Muhammad Ridwan yang sudah meninggal dunia tahun 2010 silam. Toko tersebut diberi nama sesuai pendirinya dan kini diteruskan oleh istri dan anak-anaknya.
“Ya suami saya yang pertama di sini. Lupa tahun berapa, sekitar 8 tahunan,” kata istri Ridwan, Sudarmi (60).
Memang tidak mudah memulai bisnis parfum, almarhum Ridwan memulai dengan menjadi sales parfum kemudian belajar sendiri menjual sendiri, berkeliling dari satu tempat ke tempat lain hingga akhirnya punya langganan.
“Dulu belum di sini, di daerah Glondong, mulainya pas krisis moneter. Nabung-nabung beli rumah di sini (Kauman), kami yang pertama di sini. Ada yang hampir barengan dengan kami bukanya,” terang Sudarmi.
Bisnis parfum ternyata menarik perhatian warga karena banyak peminat dan membuat beberapa dari mereka membuka usaha sendiri. Dalam satu gang Bangun Harjo setidaknya ada 5 toko. Sedangkan di luar gang, tepatnya di Kauman Raya, ada belasan toko parfum dibuka.
“Ini ada juga yang baru buka setelah lebaran kemarin. Tidak apa-apa, kata Pak Ridwan jangan dianggap saingan, tapi teman. Seperti pedagang di pasar begitu,” kata Sudarmi menirukan pesan suaminya.
Dengan makin menjamurnya toko parfum di Kauman, ternyata menjadi rujukan bagi orang-orang yang mencari wewangian termasuk bibit parfum yang nantinya akan dijual lagi. Tidak hanya dari Semarang, banyak dari luar kota yang mencari bibit parfum di Kauman.
Salah satu pembeli, Riana Adi mengatakan daerah Kauman bisa saja disebut “Kampung Parfum” karena banyaknya toko parfum di sana. Riana kini kerap mampir ke Kauman karena di sana ia bisa mendapatkan parfum dengan wangi yang diinginkan..
“Saya tahu dari kakak. Ya ini pantas kalau disebut Kampung Parfum,” kata Tika.
Tak hanya tokonya yang banyak, jenis wanginya pun sangat beragam. Uniknya, tidak hanya aroma parfum-parfum mahal, aroma bunga, atau buah, bahkan ada aroma kopi, sabun mandi, hingga kue khas lebaran.
Konsumen juga bisa membawa contoh parfum sendiri dan nantinya penjual akan mencarikan bibit wangi yang dimaksud. Para penjual sudah cukup terlatih membedakan wangi-wangian.
Harganya beragam, di toko Ridwan Parfum, harga per mili liter Rp 1.200 sampai Rp 1.400. Sudarmi menambahkan, perbandingan bibit parfum dan alkohol biasanya 6:4.
“Kita jaga kualitas, tidak ngapusi (membohongi) pembeli. Kasihan pembeli,” ujar Sudarmi.
Bagi pengunjung atau pendatang yang ingin menuju “Kampung Parfum”, jika dari Kota Lama cukup berjalan ke arah Barat dan berbelok ke kiri di traffic light arah Masjid Agung Kauman. Di dekat masjid akan terlihat toko parfum termasuk ketika masuk ke gang Bangun Harjo.
Selain parfum, Kauman juga terkenal dengan toko oleh-oleh haji dan juga penjual seragam Polri, TNI, maupun security, dan lainnya. (Detik)