BOGOR DAILY– Ajakan demo tolak ‘masjid wahabi‘ yang bakal mendatangkan 6.000 jamaah, sudah beredar luas. Rencana aksi ini juga sudah sampai ke telinga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor. Namun, selebaran yang menyebut ‘Aksi Damai Bogor Utara Tolak Wahabi’ justru tidak direstui MUI.
Ketua Komisi IV MUI Kota Bogor Ustadz Wardhani beralasan bahwa aksi turun ke jalan menolak Wahabi terkait pembangunan Masjid Ahmad bin Hanbal di Bogor Utara itu sarat kepentingan provokasi. “Umat Islam jangan masuk perangkap provokasi perpecahbelahan tersebut,” ujar Wardhani.
Menurutnya, isu Wahabi sengaja diembuskan untuk menghancurkan persatuan warga di Kota Bogor yang selama ini berusaha menjaga kerukunan antarumat beragama. “Isu Wahabi adalah bagian dari permainan musuh Islam untuk mengadu domba umat Islam dan melemahkan persatuan dan kesatuan,” ujarnya.
Wardhani mengimbau mereka yang akan berdemo sebaiknya mengurungkan niatnya. Pasalnya, MUI menilai akan ada provokator yang bermain di balik isu penolakan pembangunan Masjid Ahmad bin Hanbal itu. “Ini permainan provokator untuk pengalihan isu terhadap agenda yang sedang mereka gulirkan,” jelasnya.
Sekadar diketahui, di kota Bogor memang ada beberapa isu keagamaan yang sempat membuat gaduh. Di antara isu yang menjadi agenda terselubung untuk dimunculkan kembali itu yakni tuntutan dihidupkannya kembali GKI Yasmin, tidak boleh diganggunya Rumah Sakit Siloam di bekas Gedung Internusa dan rencana pendirian tower dan rumah sakit di lokasi LAI di Jalan Ahmad Yani.
“Yang harus diwaspadai adalah bangkitnya komunis, misionaris pemurtadan terselubung dan menyebarnya aliran menyimpang syiah dan yang lainnya,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, dalam selebaran yang beredar visi-misi demo yakni mencabut izin pembangunan masjid yang akan dijadikan tempat perkumpulan Wahabi.
“Ayo…! Warga Bogor Utara mari kita bersatu tolak ajaran Wahabi yang selama ini meresahkan dan menganggap kita najis/kotor. Siapa lagi yang bergerak kalau bukan kita, mari kita berjuang demi lingkungan, keluarga dan aqidah kita,” tulis di selebaran tersebut.
Sebelumnya, Koordinator Aksi Massa Forum Pemersatu Umat Islam Kota Bogor Eeng Suhendi menuturkan, sampai Kamis (24/8) kemarin sudah ada 6.000 orang yang mendaftarkan diri ikut aksi ini. Ia tak menampik jika jumlah massa akan bertambah sampai hari H. “Bisa lebih dari 6.000 dan kami sudah beri tahu Kodim, Korem dan Polresta Bogor (Muspida) Kota Bogor,” kata Eeng.
Eeng menuturkan, aksinya ini dilakukan karena menolak keras keberadaan masjid yang diduga beraliran Wahabi. “Penolakan ini karena kami tak ingin adanya paham Wahabi di Kota Bogor,” ujarnya kepada Metropolitan melalui telepon, kemarin.
Menurutnya, sejak pembangunan awal masjid memang sudah mendapat penolakan dari warga setempat. Kendati demikian, dirinya tak habis pikir mengapa Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bisa dikeluarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
“Tuntutan kami hanya dua. Satu, pencabutan IMB oleh Pemkot Bogor ditulis hitam di atas putih dan disertai pernyataan di atas materai. Kedua, menolak ajaran Wahabi di Kota Bogor,” tandasnya.