BOGOR DAILY– Perayaan 17 Agustusan di Bogor diwarnai insiden pembakaran bendera merah putih. Di Kampung Jami, RT 02/04, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, warganya bersitegang menyusul ada bendera merah putih yang dibakar oknum petugas keamanan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfizh Alquran Ibnu Mas’ud. Hal itu membuat pasukan Brimob lengkap dengan senjatanya turun mengepung masjid dan ponpes yang sempat dicurigai ikut menyebarkan paham ISIS.
Keheningan malam di Kampung Jami seketika berubah. Sejak Rabu (16/8) malam, warga sudah panas dan resah melihat ulah oknum ponpes yang membakar bendera. Sekitar pukul 20:30 WIB, warga yang sedang berkumpul di pangkalan ojek melihat seseorang tengah membakar umbul-umbul merah putih yang dipasang di pinggir jalan.
Sontak warga meneriaki dan menghampiri pelaku pembakar umbul-umbul tersebut. Sementara pelaku berusaha melarikan diri dengan masuk ke lingkungan masjid dan ponpes yang sempat diberitakan sebagai tempat yang ikut menyebarkan paham radikal. “Di situ warga mau coba masuk, cuma pagarnya ditutup sehingga warga hanya diam di luar. Ada yang sampai lempar-lempar ke dalam juga,” kata seorang warga, Dedi (35).
Beruntung, warga sempat mengamankan barang bukti berupa bendera yang dibakar dan dibawa ke polsek setempat. “Baru kebakar sedikit, untung sudah ketahuan. Warga juga buru-buru matiin apinya. Barang bukti sudah dibawa polsek” ujarnya. “Sebenarnya dari semalam petugas polisi, TNI sudah datang untuk meredam kemarahan warga, tapi akhirnya pagi tadi langsung ramai,” timpal warga lainnya.
Pantauan Metropolitan, Kamis (17/8) tepat di perayaan HUT ke-72 RI, warga kembali berbondong-bondong mendatangi ponpes. Sementara petugas Brimob juga tak kalah banyak bersiaga mengepung lokasi masjid.
Informasi yang didapat, sedikitnya ada sekitar 250 santri di ponpes tersebut. Saat suasana tegang, dalam ponpes terlihat santri muda didominasi kaum laki-laki dikumpulkan di masjid berwarna hijau itu.
Sementara santri dewasa dan beberapa pengurus berjumlah 23 orang diamankan di Polres Bogor untuk dimintai keterangan. Mereka dibawa empat unit kendaraan milik Polres Bogor dengan waktu berbeda sejak pukul 14:00 hingga 17:00 WIB. Atas kejadian itu, seluruh kepala desa (kades) di wilayah Tamansari ikut dikumpulkan untuk turut rembuk memediasi kasus ini.
Kades Sukaresmi M Ating akhirnya blak-blakan soal insiden pembakaran bendera tersebut. Menurutnya, sejak awal pengurus ponpes itu tidak mau area sekitar pondok dipasang bendera maupun umbul-umbul merah putih. Sehingga, muncul insiden pembakaran ini. “Awalnya desa pada datang ke sini (ponpes, red) untuk masang bendera. Tapi mereka tidak mau, makanya warga memasang sendiri. Sehingga terjadilah aksi pembakaran,” kata Ating.
Menurutnya, alasan pihak ponpes tidak mau memasang bendera lantaran tidak percaya jika Indonesia sudah merdeka. Apalagi saat ini kemerdekaan belum merata di semua wilayah dan belum lagi masih banyak pihak yang melakukan korupsi. “Tadi diinterogasi juga ngakunya tidak mau. Sampai tiga kali jawab tidak maunya. Tapi keterangannya tidak jelas. Kita juga tidak mengerti, orang Indonesia tapi tidak percaya dengan NKRI,” ujarnya.
Sementara Kades Sukajaya Wahyu mengatakan, warga setempat sudah habis kesabaran dengan sikap pengurus ponpes yang selama ini dianggap meresahkan. Apalagi dengan terjadinya insiden pembakaran umbul-umbul merah putih yang berbarengan dengan HUT Kemerdekaan. “Ada dua orang yang dibawa, pengajar pesantren sama penjaga yang semalam tugas. Tadi dibawa pakai baracuda ke polsek,” kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, peristiwa hari ini diduga merupakan puncak kemarahan warga terhadap sikap pihak pesantren. Menurutnya, ada banyak hal dari pesantren itu yang bertentangan dengan warga.
“Sebenarnya kalau soal gotong-royong, orang pesantren selalu ikut. Tapi kemarin ketika diminta memasang bendera dan umbul-umbul merah putih dan ikut upacara peringatan HUT RI, mereka menolak. Iya, mereka menolak pasang bendera,” tegasnya.
Terpisah, Kapolres Bogor AKPB Andi M Dicky mengatakan, polisi masih melakukan pemeriksaan untuk mencari pelaku utama pembakaran umbul-umbul merah putih yang membuat warga mengontrog Ponpes Tahfidz Alquran Ibnu Mas’ud. “Kami sudah melaksanakan pemeriksaan terdadap tujuh orang saksi dalam kasus pembakaran itu,” kata Kapolres, Kamis (17/8).
Menurutnya, saat ini penyidik sedang melakukan konfrontasi identifikasi terduga pelaku.“Kami masih mengumpulkan alat bukti dan mencari keterangan saksi,” tandasnya.