Monday, 21 April 2025
HomeKota BogorDuit Pas-pas, Keluarga Balita Gizi Buruk Takut ke RS

Duit Pas-pas, Keluarga Balita Gizi Buruk Takut ke RS

BOGOR DAILY-Lahir dari keluarga kurang mampu, membuat Muhammad Arif, warga Kampung Mekarwangi, Kelurahan Ranggamekar, sulit melawan penyakitnya. Sementara sang orang tua hanya berpenghasilan pas-pasan sebagai tukang rak piring.

Dinding rumah yang lembap dan berwarna kecokelatan, menjadi saksi bisu pedihnya perjuangan keluarga ini melawan kemiskinan. Asep Sutriawan yang hanya seorang tukang rak piring, setiap hari harus membanting tulang membuat rak piring di Ciapus.

Jerih payahnya dari pagi hingga jam sembilan malam hanya dihargai Rp360 ribu selama tujuh hari. Penghasilan yang pas-pasan tersebut tidak cukup untuk memberikan keluarganya makanan yang lima sehat empat sempurna. “Makanan sehari-hari ya seadanya, paling ikan asin,” ujarnya.

Asep mengaku kelimpungan mencari biaya pengobatan Arif. Sampai-sampai putra sulung Cici, Adrian (16), putus sekolah dan berdiam diri di rumah. “Karena menemani Arif berobat, jadi tidak ada pema­sukan. Jangankan untuk bayar sekolah, bayar kontrakan saja nunggak. Keluarga besar juga nggak ada di sini, jadi susah mau minta tolong ke mana?” kata Cici.

Menurut keterangan Ketua RT 04/13 Ujang, sudah se­jak lama warga sekitar me­nyarankan Arif dibawa ke rumah sakit. Namun, keluarga menolak karena takut biaya mahal dan alasan jauh dari rumah. “Warga sekitar sudah bilang lebih baik dibawa ke rumah sakit agar kembali membaik,” ujar Ujang.

Akhirnya setelah satu tahun lebih menjalani keadaan sulit tersebut, keluarga Arif mem­bawanya ke RSUD Kota Bogor untuk menjalani perawatan menggunakan Surat Keteran­gan Tidak Mampu (SKTM). Selama sebulan perawatan tersebut, Arif tidak dipungut biaya sama sekali. “Alham­dulillah, tidak dipungut biaya perawatan maupun obat,” ungkapnya.

Selama sebulan menjalani perawatan, kondisi Arif kian membaik. Ia yang tadinya hanya terkulai di kasur, kini sudah bisa bicara dan duduk. Menurut Cici, Arif harus men­jalani pengobatan selama dua minggu sekali. “Pas di rumah sakit dikasih oksigen, infus, biskuit dan susu formula. Alhamdulillah sekarang berat­nya sudah naik 1,1 kilogram,” tuturnya.