BOGOR DAILY- Hari Kemerdekaan. Ini mengingatkan pada sosok-sosok pemberani yang mau mengambil risiko. Sebut saja Wikana, Chaerul Saleh, Aidit, Suroto Kunto dan Soekarni. Mengapa mereka nekat ‘menculik’ Soekarno di pagi buta dan mengasingkannya ke Rengasdengklok?Mengapa para pemuda itu tidak mengambil tokoh lain untuk menyatakan proklamasi, malah justru memilih Soekarno untuk membicarakan dan menyusun teks kemerdekaan Indonesia di rumah Djiaw Kie Song?
Rupanya para pemuda ini telah mengamati aktivitas pergerakan para tokoh. Termasuk mencermati sikap batin yang dimiliki sejumlah tokoh pergerakan di masa itu. Soekarno menjadi pilihan para pemuda. Karena, selain ketokohannya yang menonjol, sifat Soekarno juga dianggap progresif revolusioner dan berani ambil resiko. Tentu orang yang berani ambil resiko adalah orang yang punya nyali besar dibanding orang lain.
Dalam pidato 1 Juni 1945, dalam sidang Dokuritzu Junbi Choosakai atau yang saat itu dikenal sebagai Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI ), Soekarno ikut dalam sidang pembahasan dasar negara. Soekarno terlibat dalam menggali Pancasila 1 Juni 1945. Saat itulah Soekarno mendorong, mendesak agar kemerdekaan Indonesia dideklarasikan secepat cepatnya. Bahkan Soekarno mengkritik tokoh-tokoh pergerakan yang mengusulkan kemerdekaan dilakukan setelah siap segala sesuatunya.
Soekarno menyatakan Indonesia harus merdeka saat itu juga. Jangan berfikir ‘njelimet’ atau dalam bahasa Belanda disebut istilah-Zwaarwichtig. Harus siap ini itu dulu. Dalam pemikiran Soekarno, Indonesia harus menyatakan kemerdekaannya sekarang. Kalau bahasa anak sekarang , “sikat dulu, urusan belakangan”.
Rupanya, sikap progresif revoluioner Soekarno itu diamati dan cocok dengan chemistri para pemuda. Hingga, mereka berani ‘menculik’ Soekarno dan memintanya mendeklarsikan proklamasi. Sikap bernyali, progresif yang dimiliki oleh Soekarno, tokoh pemuda dan para pejuang kemerdekaan itu yang mengantar kita saat ini Merdeka.
Apakah masih relevan buat pemuda? Ya pastinya. Perubahan ke arah kemajuan tidak dapat dilakukan oleh para peragu apalagi penakut. Hanya dapat dilakukan oleh mereka yang bernyali dan bersedia menerima resiko
Merdeka.