Saturday, 12 April 2025
HomeKabupaten BogorGeruduk Balaikota, PMII Desak Kasatpol PP Turun Jabatan

Geruduk Balaikota, PMII Desak Kasatpol PP Turun Jabatan

BOGOR DAILY- Pasca tuduhan pelecehan yang disangkakan kepada aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia () Cabang Kota Bogor, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung kembali menggelar aksi unjuk rasa jilid II di depan Balai Kota Bogor. Mereka menuntut agar Kota Bogor Heri Karnadi dan Kabid Dalops Agustiansyach turun dari jabatannya.

Ketua Kota Bogor Fahrizal mengatakan, pi­haknya mendesak agar Kepala Satpol PP segera diberhentikan dari jabatannya. Karena selain tidak bekerja maksimal, Satpol PP juga telah melakukan fitnah kepada organisasi yang dipimpin­nya, sebab menuduh salah satu anggotanya melakukan pelecehan kepada anggota Satpol PP. “Sudah bekerja tidak maksimal, mereka malah menuduh kita yang tidak-tidak. Dan telah mencemar­kan nama baik kita,” ujarnya kepada Metropolitan.­

Fahrizal juga mengkritisi Kasat­pol PP yang dianggap sering melakukan pencitraan diband­ingkan kerja nyata. Ini terbukti dengan sejumlah pekerjaan yang belum dapat diselaikan Satpol PP, seperti permasalahan PKL, banyak bangunan yang tak berizin dan beberapa yang lain­nya. “Bahkan ada dugaan korupsi yang dilakukan Satpol PP serta banyaknya pungli yang dilaku­kan Satpol PP kepada sejumlah PKL yang ada di Kota Bogor,” terangnya.

Masa aksi yang berasal dari kelompok Cipayung seperti PMKRI dan GMKI juga me­maparkan hal yang sama. Ter­lebih seperti Satpol PP yang kecolongan ketika adanya tindakan asusila di pedestrian di sekitar Kebun Raya Bogor dan adanya vandalisme.

Sementara tindakan represif dan ujuran kebencian yang di­lakukan Satpol PP, menurutnya, telah dilaporkan kepada pihak kepolisian, sebab dengan tudu­han tersebut sangat merugikan­nya. “Karena sangat merugikan maka kita laporkan mulai dari ujaran kebencian yang dilakukan Kabid Satpol Agustiansyach, be­gitu juga anggota Satpol PP yang telah melakukan pengeroyokan,” paparnya.

Kota Bogor Heri Karnadi menjelaskan, dirinya mengembalikan sepenuhnya kepada wali kota selaku pimpi­nan. Kinerja Satpol PP juga yang melihat oleh pimpinan. Yang jelas target kinerja setiap tahun sesuai target di RPJMD. “Ya kan Pegawai Negeri Sipil (PNS) be­gitu dilantik, juga harus sudah siap untuk dimutasi kembali dan itu hal biasa,” katanya.

Pihaknya menyerahkan proses hukum kepada kepolisian terkait pelaporan atas dugaan per­buatan cabul di depan umum terhadap Srikandi Banpol PP dalam aksi demo kemarin. “Saya sudah sampaikan beberapa kali setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan. Kemarin kita sudah disalurkan itu anggota saya untuk mendapat perlindungan. Seperti apa pros­esnya dikembalikan ke kepolisian. Jadi ini bukan menyudutkan tapi melindungi anggota saya,” ungkapnya.

Ditanya soal balik melapor­kan atas dugaan tindakan ke­kerasan fisik yang dilakukan anggota Satpol PP, Heri balik bertanya bahwa sudut pandang kekerasan fisik itu dari mana. Sebab, aksi demo kemarin kondisinya chaos (ricuh, red) dan anggota Satpol PP pun ada yang kena kekerasan fisik juga saat terlibat aksi saling dorong.

Untuk aksi demo yang kali ini agak berbeda, di mana maha­siswa diperbolehkan masuk ke halaman balai kota tanpa ad­anya pengawalan Satpol PP. Hal itu untuk mengakomodasi as­pirasi pedemo sehinga berjalan kondusif. “Kemarin demo dijaga karena masuk ke balai kota. Jika demo ke Tugu Kujang, ke Istana, itu kewenangan kepolisian. Hari ini kan lanjutan demo yang kemarin, sehingga kali ini agar berjalan kondusif,” ungkapnya