BOGOR DAILY– Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia bersama YAPPIKA-ActionAid menggelar Aksi Nyata Penyelesaian Sekolah Rusak. Dari hasil penyusunan road map yang sudah dilakukan kemudian didalami bersama pemerintah daerah, di Kabupaten Bogor ada 990 sekolah tingkat SD hingga SMP yang mengalami kerusakan parah.
Direktur Kopel Syamsudin Alimsyah mengatakan, ada beberapa komponen dari road map yang sudah disusunnya ini. Mulai dari ruang kelas rusak, kekurangan Ruang Kelas tidak adanya perpustakan hingBaru (RKB), tidak adanya toilet, ga tidak adanya rumah ibadah.
Ia berharap melalui road map ini dapat dijadikan rujukan pemerintah untuk menyusun kebijakan menyelesaikan pendidikan di Kabupaten Bogor.
“Kita harap road map ini jadi rujukan dalam menyelesaikan pendidikan. Road map yang sudah kita susun ini fokus kepada infrastruktur pendidikan SD dan SMP,” ucapnya.
Syamsudin meminta pemerintah dapat menyelesaikan sekolah rusak parah tahun ini. Sebab, hal tersebut berkaitan dengan nyawa dan pemerintah tidak boleh main-main tanpa harus melihat di sekolah itu ada berapa siswanya. Sedangkan untuk pembangunan perpustakaan, RKB dan rumah ibadah bisa pada tahun selanjutnya.
“Satu nyawa tidak boleh dihargai dengan jumlah siswa. Coba pikirkan kalau tiba-tiba genteng atau tembok sekolahan roboh. Pimpinan itu harus berpikir menyelamatkan penduduknya,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Sekda Kabupaten Bogor Adang Suptandar mengakui, setiap tahun pemkab baru mampu mengalokasikan anggaran perbaikan sekolah rusak dalam setahun hanya sepuluh persen dari APBD Kabupaten Bogor. Dalam artian, perbaikan ini baru bisa terselesaikan sepuluh tahun mendatang.
Namun karena ini terlalu lama, sehingga ada upaya yang dilakukan Kopel dan YAPPIKA-ActionAid untuk menggandeng pihak lain yang mendanai perbaikan sekolah rusak.
“Kita patut apresiasi jika perbaikan sekolah ini tak hanya melalui sumber pendanaan dari Kabupaten Bogor, melainkan diraih dengan cara menggedor pemangku kepentingan lainnya,” tukasnya.