Sunday, 28 April 2024
HomeKabupaten BogorSindikat Pembobol ATM Sembunyi di Cibinong dan Gunungputri

Sindikat Pembobol ATM Sembunyi di Cibinong dan Gunungputri

BOGOR DAILY- Tim Unit Kriminal Khusus Kepolisian Resor Kota Depok masih memburu empat anggota komplotan pengganjal mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Juru Bicara Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Firdaus mengatakan, lima anggota komplotan asal Palembang ini sudah ditangkap.

Terakhir, Senin 31 Juli 2017, Tim Unit Kriminal Khusus Polresta Depok menangkap tiga anggota komplotan, yakni Sodikit, Nusan dan Abu Yarafat. Ketiganya  ditangkap di dua tempat yang berbeda di kawasan Cibinong dan Gunung Putri, Senin, 31 Juli 2017.

Komplotan ini dipimpin oleh Indra Winata, tersangka yang sebelumnya diciduk dengan kasus yang sama. Komplotan tersebut mencuri ATM dengan cara mengganjal mesin ATM di Perumahan Pelni, Sukmajaya, Depok, 7 Juli lalu.  “Mereka berhasil menggasak Rp 7 juta duit korban,” kata Firdaus, Selasa, 1 Agustus 2017.

Ketiga tersangka berhasil diciduk setelah polisi menggali keterangan dari tersangka Indra, yang mengajak mereka untuk mencuri duit dengan cara mengganjal mesin ATM. Sodikin dan Nusan ditangkap di kawasan Cibinong, sedangkan Abu ditangkap di Gunung Putri.

Sedangkan, Indra sudah ditangkap di kawasan Gunung Putri, Kamis, 27 Juli 2017, bersama Adison. Bersama Adison dan empat temannya yang masih diburu, Indra berhasil menggasak Rp 120 juta dari ATM korbannya. “Tempat sasaran mereka sama selalu di ATM yang sepi dari pengawasan seperti di ATM Perumahan Pelni,” ujarnya.

Polisi, kata Firdaus, masih memburu empat tersangka lainnya, yakni Dian, Dayan, Ripun dan Dewo, yang telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang Polresta Depok. “Mereka sindikat asal Palembang,” ujarnya. “Mereka terpantau telah beroperasi di Depok dan Bogor.”

Firdaus mengungkapkan setiap beroperasi komplotan mereka selalu mengarahkan korbannya untuk menghubungi pusat pelayanan bank dengan nomor telepon yang palsu. Komplotan mereka telah menempel nomor telepol palsu di mesin ATM yang menjadi sasaranya.

Setelah menelepon pusat pelayanan bank untuk memblokir, dari sana korban akan digiring untuk memberi tahu nomor pin kepada pelaku yang berpura-pura sebagai petugas bank. “Komplotan mereka ada yang berperan sebagai petugas call center, yang meminta nomor pin korban untuk melakukan pemblokiran ATM korbannya,” ucapnya.