BOGOR DAILY-Siti Ladiva (13), salah satu siswi SMP di Bogor ini memilih mengurung diri di rumahnya yang berlokasi di Bojongmenteng, RT 05/06, Kelurahan Pasirkuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Sejak insiden penganiayaan di angkot oleh ibu teman dekatnya, Cikal (21), Diva (sapaan akrabnya) jadi takut bertemu orang.
Ditemui di rumahnya, Diva hanya berdiam di kamar. Sudah tiga hari ini ia tak sekolah. Ibu Diva, Elli Azmawatiningsih, mengaku putrinya mengalami trauma sejak dianiaya ibu lelaki yang selama ini mendekati putrinya. “Hari-hari cuma mau di kamar, nggak mau ketemu sama orang,” kata Elli, ibu tiri Diva.
Sambil duduk selonjoran di ruang tamu, Elli akhirnya menceri takan awal mula saat putrinyamengalami kekerasan. Tak hanya dipukuli, Diva juga samtakan awal mula saat putrinya pai diludahi di angkot hingga badannya ditendang ibu Cikal, lelaki yang baru dikenalnya sebulan.
Mulanya seminggu setelah Lebaran, Cikal sering mendekati Diva hingga keduanya pun sering bertemu. Namun di tengah perjalanan, orang tua Cikal merasa tidak suka dengan kedekatan putranya dengan Diva yang merupakan anak dari buruh serabutan.
Hingga pada Minggu (30/7) sore, ibu Cikal nekat melabrak Diva beserta keluarganya di rumah. Wanita yang tengah berapi-api itu tidak menyetujui hubungan anaknya karena perbedaan usia dan tingkat kekayaan. Selain itu, ia juga mengancam jika anaknya masih dekat dengan Diva. “Awalnya saya tidak menanggap serius ancamannya. Ternyata benar-bernar dia lakuin,” jelasnya.
Selanjutnya pada minggu malam, Cikal tak menggubris ancaman ibunya sendiri pada Diva. Malahan siswi yang masih duduk di bangku SMP itu diajak ke rumah saudara Cikal. “Jadi dulu itu Diva pernah ditawari HP Samsung sama Cikal dengan harga Rp250 ribu. Ternyata yang dikasih itu HP merk Cross. Makanya dia (Cikal, red) bilang mau menggantikan uang Diva. Tetapi malah diajak ke rumah saudaranya menginap,” tutur Elli menceritakan kronologi kejadian.
Sampai akhirnya Senin (31/7) pagi, Diva meminta Cikal mengantarkannya pulang. Singkat cerita, saat perjalanan pulang dengan menumpangi angkot, ibu Cikal justru memergokinya dan menyetop kendaraan yang ditumpangi keduanya. “Di situlah (angkot, red) anak saya dianiaya. Sudah dipukul, ditendang, diludahi dan kepalanya dijedoti sampai tubuhnya memar,” timpal sang ayah, Wawan Suwardi (44).
Setelah itu, keluarga korban melaporkan kejadian itu ke Ketua RW dan dilanjutkan ke Polsek Bogor Barat. Di sana mereka diminta menindaklanjuti lewat polisi setempat. “Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu. Saya tetap ingin agar kasus ini diselesaikan sesuai aturan hukum, biar jera,” pinta Wawan.
Sementara Kapolsek Bogor Barat Kompol Indrianingtyas mengaku belum menerima laporan tersebut. Sehingga, pihaknya belum atau tidak memproses kejadian tersebut. “Belum ada laporan dan belum diproses juga,” kata Indrianingtyas.
Mantan Kapolsek Bogor Utara ini menyarankan korban melaporkan kepada Polresta Bogor Kota. Karena jika benar tindak kekerasan ini terjadi terhadap anak di bawah umur, tim yang menangani adalah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Bogor Kota. “Sebaiknya melaporkan langsung ke PPA Polresta,” tutupnya.