Saturday, 20 April 2024
HomeKota BogorUsai Saling Lapor, Mahasiswa-Satpol PP Maaf-maafan

Usai Saling Lapor, Mahasiswa-Satpol PP Maaf-maafan

BOGOR DAILY- Usai  dilaporkan sejumlah aktivis dari PMII Kota Bogor, Satuan Polisi Pamong Praja () Kota Bogor memin­ta maaf dan mencabut laporan atas tuduhan pelecehan kepada salah satu anggotanya. Begitu juga dengan PMII cabang Kota Bogor yang mencabut laporan atas dugaan pengeroyokan dan pencemaran nama baik oleh Kota Bogor. Kedua belah pihak pun akhirnya berdamai.

Ketua IKA PMII Kota Bogor Ahmad Aswandi mengatakan, permasalahan yang pernah terjadi merupakan sesuatu hal dan evaluasi berharga bagi kedua pihak. Sehingga tak ada fitnah seperti dilayangkan saat ini yang me­nuduh melakukan pelecehan kepada anggotanya. “Dengan adanya semua ini menjadi bahan untuk kita saling mela­kukan evaluasi agar ke depan­nya tidak terjadi hal yang sama,” ujarnya.

Menurut dia, evaluasi harus dilakukan saat mengamankan aksi dan tidak mengambil kesimpulan untuk melaporkan tanpa ada bukti kuat yang membuat pihak lainnya tercemar. “Setelah perdamaian ini, kedua belah pihak melakukan introspeksi dan evaluasi. Kita berharap tidak terjadi lagi permasalahan seperti kemarin,” terangnya.

Selain itu, permohonan maaf dari juga mem­buat pihaknya mencabut berkas laporan. Begitu pula dengan pihak yang mencabut berkas perkaranya. “Karena sudah cabut berkas dua-duanya, maka kita mela­kukan islah agar tidak mem­perpanjang kasus ini,” papar­nya.

Sementara itu, Kepala Kota Bogor Herry Karnadi didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Agustiansyah dan Kepala Bi­dang Penegak Perda Dani Suhendar menjelaskan, per­masalahan yang terjadi sang­at menyita waktu, pikiran dan tenaga. Terkait yang disam­paikan mahasiswa PMII dalam aksi demo memang evaluasi dan kritik membangun bagi .

“Bagi kami menghadapi aksi dari mahasiswa sudah biasa dan baru kali ini men­jadi sasaran target unjuk rasa, karena biasanya se­bagai petugas mengamankan aksi demo. Satpol PP sudah sepakat dengan PMII untuk berdamai dalam permasalahan ini. Apa yang terjadi kemarin sudah kita selesaikan bersama,” katanya.

Komunikasi yang sudah di­bangun dengan PMII melalui para senior membuahkan hasil dalam perdamaian ini. “Kami sepakat tidak akan memperpanjang lagi perma­salahan. Kita kedua belah pihak sudah tersita waktu dan segalanya, jadi dengan islah ini ke depan kita sama-sama menjalankan aktivitas kem­bali sesuai tupoksi masing-masing,” ungkapnya.

Sebelumnya, perselisihan mahasiswa dengan Satpol PP berawal dari aksi unjuk rasa di depan Balai Kota akhir Juli lalu. Suasana demo yang mulanya kondusif berubah mencekam dengan aksi baku hantam dan saling dorong. Hingga muncul insiden pe­mukulan mahasiswa dan du­gaan pelecehan terhadap anggota Satpol PP.

Pasca-bentrokan terjadi, perseteruan mahasiswa dan Satpol PP berlanjut ke ranah hukum. Satpol PP Kota Bogor melaporkan salah satu ma­hasiswa yang terlibat demo atas tuduhan pelecehan sek­sual. Sebaliknya, mahasiswa yang jadi korban pemukulan aparat pun melaporkan atas tuduhan melakukan kekerasan bersama-sama.

Anggota Satpol PP Kota Bogor Suci Wulandari Agus­tina (21) merasa mendapat perlakuan tak senonoh saat bersitegang dengan maha­siswa. Dalam situasi memanas dengan saling dorong, ia mengaku telah diremas ba­gian dadanya. Hingga kasus ini dipolisikan. Sementara pantauan Metropolitan di lokasi, sejumlah anggota PMII melakukan orasi menuntut Wali Kota Bogor Bima Arya mencopot Kasatpol PP Heri Karnadi. Sejumlah Satpol PP wanita (srikandi) pun telah berjaga di depan massa.

Saat itu, mahasiswa men­coba merangsek masuk ke Balai Kota Bogor namun ter­lanjur dihadang para srikandi. Aksi baku hantam pun pecah hingga seorang mahasiswa yang diketahui bernama Mu­hammad Iqbal Al-Afghaniy (20) habis dipukuli. Saat itu, Satpol PP yakin ada salah satu anggotanya yang dile­cehkan dan melapor ke po­lisi.

Sementara itu, Ketua Cabang PMII Kota Bogor Fahrizal mem­bantah tuduhan yang disang­kakan kepada pihaknya. Men­urut dia, tidak ada pelecehan yang dilakukan anggotanya, karena ketika itu mahasiswa­nya bersitegang dengan Sri­kandi, sehingga ketika adanya dorong-dorongan dari ang­gotanya banyak anggota srikandi yang terpental. “Itu terjadi ketika adanya dorong-dorongan, bukan sengaja dipegang bagian intimnya,” katanya.

Pria yang akrab disapa Oba­ma ini menyesalkan atas tudu­han Satpol PP. Sebab, ini merupakan pencemaran nama baik organisasinya. Bu­kan hanya anggotanya yang geram atas tuduhan seluruh anggota. Kader PMII juga geram atas tuduhan tersebut.

“Kita laporkan balik Satpol PP. Selain pencemaran nama baik, ini ada anggota kita juga yang dipukuli anggota Satpol PP. Kita juga sudah visum ada beberapa luka memar akibat anggota Satpol PP yang ber­laku seperti preman,” ungkap­nya.