BOGOR DAILY- Di balik masih tingginya defisit RAPBD 2017 Kabupaten Bogor menyisakan pil pahit untuk tenaga guru honorer di Bumi Tegar Beriman. Anggaran untuk tunjangan kesejahteraan pegawai (Kespeg) yang diusulkan sebesar Rp6 miliar harus turun menjadi sebesar Rp2,5 miliar. Defisit yang mencapai Rp127 miliar jadi penyebab usulan anggaran Kespeg ini harus dipangkas.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Bogor menganggarkan Rp2,5 miliar untuk kebutuhan upah 4.000 guru honorer dalam APBD Perubahan 2017. Usulan ini lebih sedikit dari yang direncanakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) sekitar Rp6 miliar. Usulan awal Rp6 miliar diasumsikan dari masing-masing dari 4.000 guru honorer itu menerima Rp500 ribu per bulan mulai Oktober-Desember 2017. Dengan alokasi hanya tersedia Rp2,5 miliar, pendistribusian belum dipastikan, apakah seluruh guru honorer mendapat upah dengan nominal kurang dari Rp500 ribu atau hanya separuhnya. “Belum untuk besarannya. Tapi, kita usahakan 4.000 tenaga honorer ini akan mendapatkan Kespeg di APBD P, karena itu sudah jadi prioritas,” kata Kepala BPKBD Kabupaten Bogor, Didi Kurnia.
Sementara itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Bogor, Ade Ruhandi menjelaskan, memang dari hasil pembahasan defisit masih tinggi, sehingga beberapa usulan harus dirasionalisasi oleh setiap SKPD. Karenannya, untuk pendistribusian pihaknya menyerahkan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) sebagai pengguna anggarannya. “Yang jelas itu prioritas yang harus diakomodir tapi harus didistribusikan dengan baik oleh eksekutif,” kata lelaki yang akrab disapa Jaro Ade.
Menurut Ketua DPRD Kabupaten Bogor, defisit saat ini masih berada pada angka Rp127 miliar. Diharapkan, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) dapat memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD) sehingga bisa menutupi besaran defisit. “Sesuai perkataan mereka masih ada bagi hasil pajak dari provinsi yang belum bisa dicairkan. Kita harapkan itu dimanfaatkan untuk menutupi defisit,” ujarnya.
Terpisah, Ketua PGH Kabupaten Bogor Halim Sahaludin mengaku akan mempertanyakan langsung kepada Sekda Adang Suptandar terkait pengurangan biaya dana Kespeg ini. Ia mengaku kecewa karena Pemkab Bogor dinilai tidak adil terhadap tenaga pendidik, khususnya guru honorer. “Kita akan tanyakan lagnsung. TAPD jangan saling perebut anggaran, tapi harus memikirkan juga tenaga honorer,” kata Halim.
Jika usulan ini tetap dikurangi, pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa untuk yang kedua kalinya. Tujuannya, agar para guru honorer terpukul rata mendapatkan biaya Kespeg perbulannya. “Kita akan terus menekan sampai direalisasi. Tujuan akhirnya kan biar besaran ini bisa bertambah sampai Rp1 juta per orang per bulan,” ujarnya