BOGOR DAILY- Jalur Puncak yang kerap macet ternyata membawa berkas tersendiri bagi warga setempat.
Bagaimana tidak, ketika Jalur Puncak sedang dalam kondisi macet, para pedagang asongan pun menjamur. Mereka dengan gigih mendekati setiap pengendara yang melintas, menjajakan makanan ringan berupa buah-buahan potong, gemblong, tahu, air mineral, kopi, dan banyak lainnya.
Ternyata kondisi lalu lintas ini, tidak hanya mampu menaikan omzet para pedagang asongan yang sudah biasa berdagang, tapi juga warga sekitar yang mendadak melakukannya. Seperti yang diungkapkan oleh pria asli Gadog penjual Gemblong, Basir (25), ia mengaku bahwa menjadi pedagang asongan hanya dilakukan ketika jalur Puncak kawasan Simpang Gadog macet.
“Kalu misalkan ini Simpang Gadog gak macet, lancar-lancar aja gitu ya, saya gak jualan, saya nongkrong paling,” ujar Basir.
Pria yang mengaku tidak mempunyai pekerjaan tetap ini juga mengatakan bahwa sekali ia berjualan ia biasa membawa 30 bungkus gemblong dimana setiap bungkusnya diberi harga Rp 10 ribu. Dalam sekali ke jalan itu, Basir juga mengaku, untuk melariskan dagangannya hanya butuh waktu dari pagi hingga siang hari.
“Saya jual ini gemblong biasa bawa 30 bungkus, sampai jam 12 siang itu biasanya udah abis, kalau lagi macet ya, kalo lancar susah, makanya saya gak jualan,” katanya