Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaNIkah Siri di Puncak Jadi Objek Penelitian, Ini Hasilnya

NIkah Siri di Puncak Jadi Objek Penelitian, Ini Hasilnya

BOGOR DAILY- Peluncuran laman nikahsirri.com membuat geger masyarakat. Tak hanya menawarkan jasa , pengelola laman ini juga melelang keperawanan, pemerintah telah menutup laman itu karena dinilai meresahkan.

Data penyidikan polisi menyebut ada 2700 klien yang sudah membayar Rp100 ribu untuk mengakses laman ini. Selain itu, sudah ada pula 300 mitra yang siap menikah dengan para klien situs yang dibuat oleh Aris Wahyudi ini.

Kasus ini mengingatkan fenomena kawin kontrak di kawasan wisata Cirasua, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Tak hanya berita belaka, telah ada pernelitian tentang fenomena ini.

Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama, Abdul Jamil Wahab, mengatakan, fenomena kawin kontrak sebetulnya tidak terjadi di Cisarua. Prosesi kawin kontrak biasanya terjadi di sekitar Cianjur, Sukabumi, Subang, Bandung, dan Jakarta.

” Kawasan Puncak hanya dijadikan ‘bulan madu' pasangan kawin kontrak ini,” kata Jamil saat dihubungi Dream melalui telepon, Selasa 26 September 2017. Para pelaku kawin kontrak, kata Jamil, umumnya pria Timur Tengah.

Penelitian berjudul ‘Fenomena Kawin Kontrak dan Prostitusi ‘Dawar' di Kawasan Puncak Bogor‘, mengungkap asal-usul praktik ini. Mengutip buku ‘Seks dan Hijab‘ karya jurnalis El-Feki, kegiatan kawin kontrak muncul saat para pria Timur Tengah berlibur.

” Bagi orang Timur Tengah ketika musim panas, mereka lebih suka melewatinya dengan meninggalkan negaranya kemudian berlibur ke negara lain… melakukan kawin kontrak dengan perempuan lokal Mesir, misalnya,” tulis Jamil.

Penelitian yang dilakukan pada 2016 itu berhasil mewawancarai lelaki yang menjadi penyalur perempuan untuk kawin kontrak. Pria berinisial AM, 54 tahun, mengatakan prosesi kawin kontrak seperti
tawar-menawar beli pisang.

” Ini murni bisnis,” kata AM, dalam tulisan Jamil. Uang dari kawin kontrak bervariasi, antara Rp5 juta hingga Rp40 juta.

Besaran nilai ‘kontrak' tergantung pada status pria Timur Tengah. Selain itu nilai uang itu juga ‘memperhitungkan kualitas fisik si perempuan'.

” Makin menarik fisik si perempuan biasanya harga yang ditawarkan semakin tinggi,” tulis Jamil.

Setelah harga disepakati, para pria Timur Tengah itu akan disodori lima atau enam perempuan. Jika tidak cocok, para pria itu akan disodorkan lagi.

Pelaksanaan kawin kontrak, kata Jamil, tidak serinci pelaksaan pernikahan resmi. Pelaksanaan kawin kontrak tidak melalui lamaran.

Para pelaku kawin kontrak dapat langsung melaksanakan akad atau ijab kabul di kediaman perempuan atau tempat lainnya dengan wali, saksi-saksi, dan amil (pembantu penghulu) yang semuanya “ palsu”.

Tidak ada resepsi pernikahan dalam pelaksanaan kawin kontrak. ” Ya kalau saya bilang ini secara hukum tidak sah. Prostitusi  terselubung,” ucap Jamil.

Dalam praktik kawin kontrak, pria Timteng tidak diwajibkan memberikan uang belanja pada perempuannya. Tetapi, tak jarang terjadi, para pria Timur Tengah yang menjalani praktik kawin kontrak tetap berkomunikasi dengan istri kontraknya.

Kondisi ini terjadi saat sang ‘istri' hamil. Anak yang lahir dari kawin kontrak, kata Jamil, biasanya akan dibesarkan ibunya. Si ayah, yang telah kembali ke negara asalnya, tetap memberi nafkah.

” Pada umumnya, jika mengetahui si perempuan hamil dan mempunyai anak, laki-laki itu akan mengirim uang bulanan, meskipun mereka telah kembali ke negara asal mereka,” tulis Jamil.

Meski tanpa data angka, kata Jamil, peminat kawin kontrak yang paling besar berasal dari kalangan dewasa ” Yang banyak sepuh-sepuh,” kata dia.