BOGOR DAILY- Bercak darah yang tercecer di lantai rumah Husni Zarkasih (57) dan Zakiyah (52) jadi saksi bisu pembunuhan sadis pasangan suami istri (pasutri) di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Keduanya tewas dihabisi anak buahnya sendiri. Kematian tragis pasutri ini mencuat setelah polisi menemukan mayat terbungkus bedcover di sungai di daerah Purbalingga.
Warga di Jalan Pengairan No. 21 RT 11 RW 6, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dibuat heboh dengan kasus pembunuhan yang menimpa Husni dan Zakiyah, Minggu (10/9) lalu.
Tak disangka, karyawan yang selama puluhan bekerja bersama paustri itu tega menghabisi nyawa keduanya dengan cara sadis. Tak hanya dihantam besi, korban juga diikat dan diseret serta digullung bedcover. Sedangkan, mayatnya dibuang ke sungai di daerah Purbalingga..
Kematian tragis ini terbongkar setelah polisi menemukan jasad yang mengambang di Sungai Klawing Desa Desa Plumbungan Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga, Senin (11/9) pagi. Hingga akhirnya polisi melakukan pengusutan.
Di rumah Pasutri polisi menemukan banyak bercak darah berceecran di lantai rumah hingga kamar. Penggeledahan ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan laporan soal penemuan mayat di Purbalingga Jawa Tengah
“ Dari sana dulu memberikan informasi ke Tanah Abang polsek, dicek ternyata bener ada kasus ini, ada bekas darah. Itu (bercak darah) dari mulai pintu masuk itu sudah ada darah, di ruang tamu sampai mulai kamar,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ari Seto.
Dari hasil olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi, polisi menemukan adanya dugaan keterlibatan orang dalam. Tim lalu mengembangkan kasus tersebut dan penyidikan mengarah pada tiga mantan karyawan korban, yakni Zul, Eka, dan St.
Tim lalu mengejar pembunuh pasutri itu hingga ke Grobogan. Dari pencarian, tim yang dipimpin Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya AKBP Antonius Agus dibantu jajaran Jatanras Polda dan Resmob Grobogan menangkap tiga tersangka saat bersembunyi di hotel.
“Pelaku sedang mabuk saat dilakukan penangkapan,” ucap Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya AKBP Antonius Agus Rahmanto
Salah seorang pelaku merupakan sopir korban dan dua orang lainnya pegawai di pabrik milik Husni.
“Tersangka Zul ini mantan sopir korban yang bekerja 20 tahun. Tersangka ST ini pekerja garmen di pabrik korban selama 30 tahun. E pernah menjadi karyawan korban. Ini termasuk sadis, tega, sudah ikut dengan korban puluhan tahun,” kata AKBP Antonius Agus, Rabu (13/9/2017)
KORBAN PUNYA PESANTREN DI PARUNG
Di mata tetangga, Pasutri yang dibunuh sadis itu dikenal sebagai sosok agamais. Saban hari, Husni rajin memimpin salat di Musala al-Ma’ruf, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Dia juga didapuk sebagai ketua musala di lingkungan rumahnya. Tak hanya itu, Husni juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Al-Azhar, Jakarta Selatan. Dia memang ustad. Suka ceramah di sini. Dosen juga,” kata Mirah, salah satu tetangga Husni.
Tak hanya itu, pria berusia 57 tahun ini juga aktif dalam kegiatan keagamaan di universitas tempatnya bekerja. Menurut Mirah, Husni memiliki pondok pesantren di kawasan Parung, Bogor.
Kendati kaya raya, Husni tetap rendah hati. Dia selalu menyisihkan uangnya untuk kegiatan lingkungan rumahnya. “Walaupun kaya dia enggak suka pamer. Suka kasih sumbangan kalo ada kegiatan apa pun,” ungkapnya
Sang istri, Zakiyah juga pernah mengajak ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya untuk berkunjung ke pesantren miliknya. “Ayo-ayo mau ikut enggak ke pesantren?,” timpal Fatah tetangga lainnya (50) menirukan ajakan Zakiya
Sementara, seorang satpam bernama Novi Feriawan (37) mengatakan bahwa rumah yang jadi tempat pembantaian pasutri itu juga ditempati 4 orang anak kos yang semuanya perempuan. Sedangkan, keempat anak kandungnya tinggal jauh dari orang tua.
“Pak Husni ini anaknya ada 4 orang, yang pertama Gilang sudah bekeluarga, kedua Suci juga sudah nikah, ketiga Putri, dia tinggal di London sama suaminya, yang keempat Dimas masih kuliah Undip, Semarang. Jadi rumah ini hanya 2 korban sama anak kost 4 orang,” Novi.