BOGOR DAILY- Duka mendalam melanda keluarga Rara Sitta Stefanie. Perempuan yang bekerja sebagai pegawai BNI tersebut ternyata belum begitu lama tinggal di Pematang Siantar. Dirinya pindah dari Semarang.
Nyawanya melayang akibat kejahatan penyamun jalanan alias begal saat hendak pulang ke rumah sehabis bekerja, Rabu (25/10/2017).
Karyawati cantik BNI ini ternyata sudah berkeluarga. Nestapa kian sarat, sebab perempuan berusia 27 tahun ini meninggalkan buah hati tercinta bernama Ignatius.
Ignatius berusia satu tahun 9 bulan. Bayi ini merupakan buah cinta kasih dengan suami tercinta Hendri Kukuh Baskoro. “Iya baru pindah belum lama ke Siantar. Suaminya di Jakarta bekerja. Dia sama anaknya di sini. Kalau aslinya orang Semarang, di Semarang kampungnya,” kata seorang pegawai Bank BNI berkepala plontos.
Kepala Cabang BNI berbadan tambun di tengah kerumunan pegawai lainnya berbicara soal pemakaman Rara.
Mereka sedang menghubungi pihak keluarga Rara, suami di Jakarta dan Ibunya di Semarang untuk bermusyawarah terkait pemakamannya.
Postingan Terakhir Suami yang Bikin Pilu
Beginilah keseruan keluarga kecil Hendy Kukuh Baskoro saat bersama sang istri Rara Sitta Stevanie bersama buah hatinya yang belum genap satu tahun bernama Ignatius.
“Senangnya naik kereta di dalam mal. #latepost #happykid #happyparenting #happyfamily,” tulis Hendy Kukuh dalam akun Instagramnya.
Orangtua Hendy bernama Endah Hendarsih sempat berkomentar di Facebook kalau cucunya sangat senang menaiki kereta mini seperti yang terlihat dalam video.
“Senenge putu q naik kereta mini,” kata pemilik akun Endah.
Spontan Hendy menjawab kalau mainan kereta mini tidak ada di Siantar makanya dia mengambil kesempatan untuk memberikan rekreasi kepada anak istrinya saat berada Grand Galaxy Park Mall di Bekasi.
Seperti yang diketahui kendati keduanya berasal dari Semarang, namun pasangan suami istri ini masing-masing memilih untuk berdomisili di tempat yang berbeda karena dipisahkan pekerjaan.
Jika Hendy tinggal di Bekasi, maka istrinya Rara Sitta bertugas di Bank BNI dan tinggal di Siantar.
Anak mereka pun bersama Rara karena masih balita dibawah setahun, masih butuh momongan dari ibunya.
Namun kebahagiaan itu harus berakhir setelah istrinya, Rara Sitta tewas dibegal oleh pelaku kejahatanan jalanan di Kota Pematang Siantar, Rabu (25/10/2017) sore.
Sempat Tarik-tarikan Tas sebelum Terseret di Aspal
Rara Sitta Stefanie, karyawati cantik Bank Nasional Indonesia (BNI) tewas di lokasi kejadian akibat kejahatan kawanan begal atau penyamun jalanan.
Informasi dari beberapa saksi mata, Rara dipepet lebih dulu hingga ia terjatuh dan di aspal Jalan Melanthon Siregar, Pematangsiantar, pukul 20.00 WIB, Rabu (25/10/2017).
Dalam kondisi tak bernyawa lagi, wajah Rara nyaris tak bisa lagi dikenali saking parahnya luka.
Namun berdasarkan identitas yang melekat pada dirinya diketahui kalau yang bersangkutan merupakan pegawai bank BNI.
Hasil penelusuran Tribun-medan.com melalui akun Facebook Rara Sitta Stevanie, korban merupakan warga DKI Jakarta. Rara pernah menuntut pendidikan di SMP Pangudi Luhur Ambarawa dan SMA 14 Jakarta.
Korban merupakan lulusan Jurusan Pertanian Universitas Gajah Mada. Sebelum kerja di BNI pernah juga bekerja di personalia Blue Bird Group.
Kronologi Kejadian
Rara Sitta Stefanie, pegawai cantik Bank Nasional Indonesia (BNI) mengalami nasib nahas selepas pulang bekerja. Perempuan berusia 27 tahun ini tentunya tak menyangka jadi korban kebiadaban kawanan begal atau perampok jalanan.
Nyawanya terenggut seketika selepas dirinya berjuang mempertahankan benda miliknya dari kawanan begal. Kejadian itu tepatnya terjadi di Jalan Melanthon Siregar, Kota Pematangsiantar, Rabu (25/10/2017).
Rara Sitta Stefanie tewas mengenaskan setelah tubuhnya terseret-seret di aspal Jalan Melanthon Siregar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di Tempat Kejadian Perkara (TKP), mulanya Rara mengendarai sepeda motor matic Suzuki Spin melintas di Jalan Melanthon Siregar.
Tak dinyana, Rara ternyata diikuti pengendara sepeda motor Honda Vario putih. Begitu pengendara sepeda motor Honda Vario putih memepet Rara, terjadi tarik menarik tas.
Rara hilang keseimbangan, walhasil Rara terseret-seret di aspal.”Sempat dia teriak, jambret jambret,” ucap Boru Manik, seorang warga yang berkerumun di lokasi menirukan teriakan korban.
“Dia sudah diikuti dari arah Hotel Sapadia. Pas di sini tadi keseret-seret dia di aspal. Kepalanya sudah berdarah-darah. Gak tahu apa yang diambil,” kata Boru Manik di lokasi kejadian.
Rara kehabisan darah saat hendak diselamatkan. Rara mengembuskan nafas terakhir tak jauh dari lokasi kejadian.
Saat ini jasadnya sudah diboyong ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih.