BOGOR DAILY-Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah 2018-2023 dari Partai Gerindra Ferry Juliantono kembali menyoal kemiskinan struktural di propinsi tersebut. Menurut Ferry, seharusnya masyarakat Jawa Tengah bisa hidup makmur. Namun pemimpin yang sekarang, selama lima tahun tidak melakukan upaya perbaikan kesejahteraan warganya.
“Banyak program-program yang yanhg tidak berpihak kepada rakyat. Contoh yang bisa langsung kita lihat adalah penggunaan APBD propinsi yang belanja tidak langsung dan langsungnya sama. Silahkan nilai sendiri,” terang Ferry saat bertemu DPC dan PAC serta tokoh masyarakat di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (7/11/2017)
Belanja tidak langsung, kata Ferry, kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan tidak memiliki hubungan apapun secara langsung dengan pelaksanaan program pemerintah daerah.
Sementara yang langsung, lanjut Ferry, kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja jenis ini, pada umumnya dibagi menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
“Seharusnya belanja langsung lebih diprioritaskan. Karena menyangkut program untuk masyarakat. Kok jadi lebih banyak belanja tidak langsung? Kenapa? Karena tidak punya keberpihakan kepada wong cilik,” terang Pria yang bernama lengkap Ferry Joko Juliantono ini.
Ini juga yang menjadi alasan Pria asal Kudus dan Kebumen ini mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah ingin memperbaiki kondisi yang memprihatinkan ini.
Ferry menyayangkan partai definitif yang menjadi penguasa hampir 20 tahun tidak membawa perubahan signifikan.
“Tapi kok masih menjadi propinsi termiskin nomor 12 dan penyumbang kemiskinan no 2 di Indonesia. In Shaa Allah jika diberikan amanat sebagai Pelayan warga Jawa Tengah, ini menjadi prioritas saya, mengembalikan marwah Jawa Tengah. Pemimpin itu seharusnya memberikan kebaikan, bukan sebaliknya asik pencitraan tapi kecu pada janji-janjinya di masa kampanye,” tutupnya.