BOGOR DAILY-Bakal calon Walikota Bogor 2018, Sugeng Teguh Santoso (STS) semakin gencar mendatangi masyarakat. Selain sosialisasi, STS pun melakukan sejumlah gebrakan. Salah satunya, membantu warga untuk melakukan perbaikan fasilitas umum.
STS mengatakan, pekan ini ada dua lokasi yang telah dilakukan peninjauan untuk diperbaiki. Diantaranya, fasilitas kamar mandi umum di Panaragan Bakti karena atapnya yang sudah rusak dan musolah warga di Cilendek Timur yang harus segera diperbaiki.
“Ini sebagai bentuk respon langsung saya sebagai calon kepala daerah untuk membantu warga, seperti apa kebutuhannya maka akan kita bantu, selain kita mendengar harapan dan aspirasi mereka tentang kepemimpinan Kota Bogor ke depan,” ujarnya.
Hampir setiap harinya, banyak warga yang meminta dirinya untuk melakukan kunjungan. Namun, karena banyaknya permintaan sehingga harus dibuatkan jadwal terlebih dahulu untuk bisa bertatap muka dengan mereka. “Banyak yang meminta untuk berkunjung agar bisa bertatap muka. Namun saat ini harus dibuatkan jadwal agar bisa memenuhi keinginan masyarakat,” tuturnya.
Dirinya pun mengaku, saat ini beberapa calon walikota atau partai lain memintanya untuk bisa menjadi calon wakil walikota yang diusung oleh partai. Namun, dirinya tengah mempertimbangkan. Pasalnya, keputusan berada di tangan partai, bukan ada padanya. “Saya tidak bisa memutuskan. Yang bisa memutuskan partai dimana saya tengah berada, yakni PDIP,” tegasnya.
Targetnya, dalam pertandingan Pilkada 2018 nanti, Sugeng bisa menduduki posisi wakil walikota. Namun itu pun harus berpasangan dengan calon walikota diluar incumbent.
Jika partainya meminta untuk bersama incumbent maka dirinya tak bisa mengelak. “Jadi kalau bisa saya berharap tidak dengan incumbent,” katanya.
Jika terpilih, dirinya menegaskan akan segera melakukan perubahan mendasar di Kota Bogor. Saat ini, ada banyak PR yang harus dikerjakan. Bahkan, dirinya telah mempersiapkan beberapa program.
“Jadi nanti setiap RT mendapat uang Rp50 juta yang bersumber dari APBD. Saya sudah melihat bahwa APBD kita cukup. Kalau RT itu mungkin ada sekitar dua hingga tiga ribu, berarti hanya sekitar Rp150 milyar yang dibutuhkan. PAD kita Rp800 milyar, sehingga bisa tercover.
Itu (Rp50 juta) 60 persen untuk infrastruktur, 20 persen untuk peningkatan ekonomi masyarakat, dan 20 persen untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,” pungkasnya.