BOGOR DAILY- Perancang busana Rafi Ridwan didukung Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan perusahaan jasa pengiriman Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menampilkan hasil karya rancangannya di ajang peragaan busana Mercedes-Benz El Paso Fashion Week 2017. Pria tuna rungu ini kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Rafi yang baru berusia 15 tahun ini berhasil mengundang decak kagum sekitar 1000 pencinta fashion dunia yang hadir melihat karyanya diperagakan di runway di El Paso, negara bagian Texas Amerika Serikat.
Mercedes Benz El Paso Fashion Week 2017 merupakan ajang peragaan busana internasional yang menghadirkan desainer dan atau brand kenamaan dari berbagai daerah di Amerika Serikat seperti desainer dan atau brand asal Florida, New Mexico, Texas, Puerto Rico, juga desainer dari negara-negara di luar Amerika seperti desainer dan atau brand asal Mexico dan Indonesia.
Acara yang diselenggarakan oleh Mercedes-Benz USA dan Bazaaar Model ini turut melibatkan ratusan model, makeup-artist, penata rambut, salon, fashion-stylist dengan kualifikasi professional. El Paso Fashion Week adalah acara tahunan yang telah diadakan sejak tahun 2011.
Rafi diundang oleh Bazaar Model sehingga bisa menampilkan karyanya di Mercedes-Benz El Paso Fashion Week 2017 setelah diadakan seleksi tertutup oleh penyelenggara dan melihat bakat Rafi. Pada gelaran ini tidak ada jalur pendaftaran atau seleksi.
Dia menjadi satu-satunya perancang busana yang mewakili Indonesia, sekaligus perancang busana termuda yang memamerkan hasil rancangan terbaiknya di ajang bergengsi tersebut.
Ia sukses menaklukkan panggung runway di Amerika Serikat dengan tenun-tenun Indonesia Timur warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia.
Rafi menceritakan tentang rancangannya yang ditampilkan dalam perhelatan dunia itu. “Saya menampilkan koleksi rancangan ekslusifnya yang berjudul ‘+ALTER by Rafi Ridwan’. Sedikit mengenai +Alter; ini merupakan koleksi pertama monokrom saya,” ujarnya.
Sekitar 20 rancangan busana yang dibuat dari bahan dasar kain tenun asal Desa Bena, Flores, Nusa Tenggara Timur, dan beberapa lainnya merupakan tenun Papua yang ditampilkan Rafi.
“Warna kontras hitam-putih dan abu-abu, juga potongan yang mengikuti trend masa kini sebenarnya menggambarkan keseimbangan dalam hidup. Perbedaan warna yang begitu kontras dapat selalu dipadu-padankan menjadi harmonisasi yang indah,” terangnya.
Koleksi +Alter sedikit banyak bercerita tentang filosofi bangsa Indonesia, yakni Bhineka Tunggal Ika. Beda itu indah. Dan selalu, seperti tiap busana yang dibuat oleh Rafi terdahulu, koleksi +Alter digambar dan dijahit dengan sepenuh hati oleh desainer muda yang tuna rungu sejak lahir ini.
“Rafi contoh remaja dengan kebutuhan khusus yang memiliki anugerah di bidang fashion. Bekraf bangga dengan prestasi yang ditorehkan di dalam maupun di luar negeri. Kai merasa terhormat dapat membantu Rafi dalam meningkatkan prestasinya dan juga turut mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” ujar Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Endah Wahyu Sulistianti, Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf, menuturkan, Rafi diundang dalam kegiatan tersebut bukan saja meningkatkan pengalaman dan memperluas kemampuan fesyen yang dimilikinya, tapi juga membuktikan kepada dunia bahwa di balik kebutuhan khusus yang dimilikinya, Rafi memiliki kemampuan yang setaradengan desainer-desainer dunia.
“BEKRAF turut senang dan bangga telah memberikan dukungan terhadap Rafi. Semoga ke depannya Rafi dapat semakin mengharumkan nama Indonesia,” imbuh Endah