BOGOR DAILY-Wacana menduetkan Walikota Bogor incumbent Bima Arya (BA) dengan Zaenul Mutaqin (ZM), Ketua DPC PPP Kota Bogor dalam Pilkada Kota Bogor tahun 2018 makin menguat. Keinginan menyatukan BA-ZM disampaikan sejumlah ulama Kota Bogor yang tergabung dalam Forum Kyai Kampung.
“Sejumlah ulama sudah istikharah. Yang pantas mememimpin Kota Bogor lima tahun kedepan Bima dan Zaenul,” kata KH Nafis Hamidi, Ketua Umum Forum Kyai Kampung Kota Bogor dalam siaran persnya Minggu (12/11) kemarin.
Menurut Nafis, Bima layak untuk maju kembali menjadi calon Walikota Bogor karena dianggap berhasil mengubah wajah Kota Bogor menjadi lebih baik. Hanya, kekurangan Bima kurang begitu dekat dengan para ulama. Kekurangan itu bisa ditutupi dengan kehadira Zaenul Mutaqin. Zaenul, selain kader muda Nahdlatul Ulama (NU), pernah memimpin GP Ansor Kota Bogor, sekarang memimpin Partai Islam yakni dan juga berasal dari keturunan ulama.
“Zaenul kan cucunya Mama Basri Kedaung. Siapa yang gak kenal Mama Basri Kedaung,” kata Nafis.
Menurut Nafis, duet BA dan ZM juga bisa merepresentasikan dua ormas besar di Indonesia. Bima yang juga kader PAN dapat dikatakan menjadi representasi ormas Islam Muhammadiyah. Karena PAN banyak didirikan oleh orang-orang Muhammadiyah termasuk Amien Rais mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Sedangkan ZM adalah NU tulen.
ZM bukan hanya NU kultura tapi juga NU stuktural karena pernah memegang komando GP Ansor Kota Bogor. “Ini sangat ideal sekali. Kekurangan Bima dapat ditutupi ZM yang dekat dengan ulama. Wajar ZM dekat dengan ulama karena dia NU. Di Kota Bogor rata-rata kyai penganut aswaja dan masuk kategori NU kultural,” jelasnya.
Nafis mengatakan, keinginan para kyai menduetkan BA dan ZM sudah lama. Kenapa baru disampaikan sekarang? “Ya nunggu momentum. Kyai kan harus istikharah dulu. Untuk umat Islam Kota Bogor duet Bima-Zenul yang terbaik,” tegasnya.
Pernyataan Nafis di dukung KH Hapendi, sektetaris Forum Kyai Kampung Kota Bogor. Menurut KH Hapendi, sudah saatnya kader NU di Kota Bogor duduk di pemerintahan. Hapendi melihat sosok yang tepat itu ada di Zaenul Mutaqin. Zaenul adalah representasi tokoh muda NU yang mumpuni untuk menjadi pemimpin di Kota Bogor.
“Semua syarat telah dimiliki Zaenul untuk jadi pemimpin di Kota Bogor,” katanya.
Salah satu prestasi yang mengagumkan Zaenul adalah menjadi anggota DPRD Kota Bogor dengan raihan suara terbanyak di daerah pemilihan Bogor Barat dalam Pemilu Legislatif tahun 2013. Raihan suara terbanyak itu mengantarkan Zaenul untuk kali kedua menjadi anggota DPRD Kota Bogor.
“Ini artinya dia punya konstiteun yang loyal. Kalau prestasinya saat periode pertama jadi dewan biasa-biasa saja gak akan kepilih lagi. Ini kepilih lagi dengan suara terbanyak, buat saya ini luar biasa,” terangnya.
Atas dasar argumentasi itu Hapendi mendukung duet BA-ZM untuk memimpin Kota Bogor lima tahun ke depan. Dia yakin d bawah BA-ZM Kota Bogor akan bisa lebih maju lagi.
“Bima dan Zaenul sama-sama muda, energik. Saling melengkapi. Saya yakin aspirasi umat Islam sejalan dengan forum kyai kampung. Kalau Bima milih yang nasionalis makin jauh aja dengan ulama,” tegasnya.
Dukungan para ulama agar Zaenul Mutaqin menjadi pasangan Bima Arya direspon positif Rachmat Imron Hidayat, Ketua PC Ansor Kota Bogor. Menurut pria yang akrab disapa Romy ini, Ansor tentu bangga jika kadernya bisa berkiprah menjadi salah satu pimpinan eksekutif di Kota Bogor.
“Ansor adalah ormas kepemudaan dan tidak berpolitik. Tapi membolehkan kadernya berkiprah di partai politik. Kita tentu bangga kalau kang ZM bisa jadi walikota atau wakil walikota. Apalagi yang minta para ulama. Suara ulama wajib di dengar karena ulama adalah wakil umat,” terangnya.