Oleh: Hj. Ade Yasin SH, MH.
(Calon Bupati Bogor 2018)
Republik ini punya mimpi besar, yaitu meraih predikat sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan 14.250-15.500 dollar AS per kapita. Nilai total perekonomian negeri berpenduduk 262 juta jiwa ini pada tahun itu juga ditaksir berkisar 4-4,5 triliun dollar AS. Indonesia pun akan berada di jajaran negara maju dunia, setara dengan negara-negara di belahan dunia barat.
Oleh karena itu, momentum Hari Kesehatan Nasional yang diperingati setiap 12 November, adalah momen yang sangat berharga untuk kembali menginventarisasi persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat. Sebab bangsa yang maju dan kuat adalah bangsa yang sehat. Maka tanpa kesehatan jangan harap negara bisa maju.
Berbagai program kesehatan yang dijalankan pemerintah dan swasta memang telah banyak mengatasi persoalan kesehatan. Namun, persoalan kesehatan yang masih harus ditangani juga tidak kalah banyak.
Akses kesehatan untuk kalangan tidak mampu adalah persoalan yang menahun. Masih saja ada warga kurang mampu yang tidak bisa mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan. Presiden Joko Widodo sendiri telah meluncurkan Kartu Indonesia Sehat untuk membantu warga kurang mampu agar bisa mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan.
Langkah ini bisa menjadi harapan baru bagi warga kurang mampu untuk bisa dilayani dengan baik di rumah sakit. Pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat ini sangat memerlukan dukungan infrastruktur kesehatan di semua lini.
Mulai dari pihak puskesmas, dokter, apotek, juga pemerintah harus menyiapkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam memberikan layanan kesehatan terhadap warga kurang mampu.
Pekerjaan rumah lainnya adalah soal penataan lingkungan yang menyehatkan bagi warga, khususnya yang tinggal di wilayah padat penduduk. Seringkali sanitasi yang buruk menjadi salah satu sumber utama gangguan kesehatan masyarakat. Penataan lingkungan yang sehat menjadi pekerjaan besar yang bisa membantu mencegah berjangkitnya penyakit.
Dalam kondisi normal, upaya pencegahan atas gangguan kesehatan kerap terlupakan. Program pencegahan biasanya digalakkan setelah muncul wabah. Kebiasaan tersebut harus diubah. Upaya pencegahan terhadap kemungkinan munculnya berbagai penyakit harus dijalankan setiap saat.
Agenda lain dalam dunia kesehatan yang juga penting sekali untuk terus diperhatikan adalah soal kesehatan ibu dan anak. Angka kematian ibu melahirkan maupun angka kematian bayi selalu menjadi isu saat membincangkan persoalan ini.
Di Kabupaten Bogor sendiri dari data yang saya dapat, angka kematian ibu melahirkan maupun angka kematian bayi rata-rata mencapai 300 kasus setiap tahunnya. Dari angka tersebut, pada 2013 tercatat angka kematian ibu 76, menurun 70 pada 2014 dan 64 ibu di 2015.
Angka tersebut masih terbilang tinggi di Jawa Barat. Namun jika dihitung dengan rasio jumlah penduduk saat ini yang mencapai 5,4 juta dengan pertumbuhan 1 persen setiap tahunnya, itu masih bisa ditolerir.
Problem kesehatan ibu dan anak ini memang penting diperhatikan. Hal ini menjadi faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan generasi mendatang. Kualitas layanan kesehatan yang baik untuk menjaga kesehatan ibu dan anak akan melahirkan generasi-generasi pilihan bangsa ini. Program pemantauan terhadap kesehatan ibu dan anak yang menjangkau seluruh wilayah khususnya di Kabupaten Bogor juga sangat perlu dijalankan secara konsisten.
Kita sangat menginginkan momentum Hari Kesehatan Nasional ini bisa menguatkan komitmen pemerintah untuk benar-benar memberikan perhatian serius terhadap semua persoalan kesehatan masyarakat. Komitmen itu kemudian menjadi dasar untuk menjalankan seluruh program kesehatan yang telah disiapkan khususnya di Kabupaten Bogor.
Health is the most precious grace given by god… (Kesehatan merupakan anugerah tuhan yang paling berharga). (*)