BOGOR DAILY-Kepolisian Resor (Polres) Bogor terus mendalami kasus penganiayaan menyebabkan ARS (16) tewas di tangan DM (16) sesama pelajar sekolah menengah pertama. Keduanya terlibat perkelahian satu lawan satu atau duel di sebuah lapangan di Kampung Leuwihalang, Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat kemarin.
Kapolres Bogor, Ajun Komisaris Besar, AM Dicky menuturkan, berdasarkan pemeriksaan, pelaku DM mengakui dirinya terlibat dalam duel tersebut untuk menjajal ilmu kebal yang dimilikinya. Keduanya pun sepakat untuk berduel memakai senjata tajam.
“Pelaku ini mengaku mempunyai ilmu kebal terhadap senjata tajam. Ia pun menjajal ilmu dengan mengajak ARS untuk melakukan duel,” kata Dicky, Senin (27/11).
Kapolres mengungkapkan, sebelum pelaku DM melakukan penganiayaan, terlebih dahulu ARS menyerang DM dengan senjata tajam, tetapi tidak mempan di tubuhnya. Kemudian, korban melarikan diri lantaran tidak berhasil melukai pelaku.
“Korban melarikan diri, akhirnya tertangkap pelaku dan penganiayaan tidak bisa dilerai. Korban dianiaya oleh pelaku dengan menggunakan celurit,” papar Dicky.
Kini, pelaku yang juga teman sekampung korban sudah diamankan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolres Bogor. Polisi juga mendalami motif pelaku, termasuk tujuan mempelajari ilmu kebal.
“Pelaku diketahui mempelajari ilmu kebal. Kini, polisi tengah mencari tahu di mana bocah yang masih duduk di kelas sembilan itu memiliki ilmu kebal,” tambah kapolres.
Sebelumnya, perkelahian yang melibatkan enam siswa SMP Islam Asy Syuhada dengan SMP Leuwibatu itu menyebabkan salah seorang siswa, ARS meninggal dunia.
Kapolsek Rumpin Komisaris Surdin Simangunsong menjelaskan, ARS terluka karena benda tajam hingga mengakibatkan sobek pada pinggul, lengan kanan sebelah atas, dan tangan kanan sebelah bawah.
Informasi ini didapat Surdin berdasar pernyataan seorang saksi, pertarungan antardua sekolah ini sudah direncanakan sebelumnya. “Lokasi perkelahian maupun waktunya, telah mereka tentukan dulu. Mereka janjian bertemu di lapangan terbuka setelah pulang sekolah,” ucapnya.
Meski keluarga menolak autopsi, penyelidik tetap menangani kasus dengan memeriksa lokasi kejadian dan memperdalam pernyataan saksi. Beberapa barang bukti berupa sehelai baju koko putih, sweater merah marun, dan celana seragam berwarna biru sudah diamankan.
Sebelumnya, kasus perkelahian antarpelajar juga pernah terjadi di Bogor pada Januari 2016. Duel menyebabkan Hilarius Christian Event Raharjo, salah seorang siswa kelas X SMA Budi Mulia, meninggal, setelah dipaksa senior untuk berkelahi dengan lawannya dari SMA Mardi Yuana.