Thursday, 28 March 2024
HomeBeritaSetnov Diganti, Dedi Mulyadi Dapat Tiket Emas dari Airlangga?

Setnov Diganti, Dedi Mulyadi Dapat Tiket Emas dari Airlangga?

BOGOR DAILY-Kisruh internal Partai Golkar membawa berkah tersendiri bagi Bupati Purwakarta . Pasalnya, pergantian kepemimpinan dari Setya Novanto ke Hartarto berbuah pencabutan surat rekomendasi Ridwan Kamil sebagai cagub Jawa Barat yang didukung Golkar. Kini, Dedi kembali menjadi Cagub Jabar yang diusung Golkar.

Pencabutan dukungan tersebut tertuang dalam surat nomor 552/Golkar/XII/2017 yang menjelaskan alasan pencabutan dukungan kepada Wali Kota Bandung itu. Golkar berpandangan bahwa hingga dengan waktu yang ditetapkan, Ridwan Kamil belum secara sah menetapkan Daniel Mutaqin sebagai Cawagubnya.

Dukungan Golkar bagi memang berliku. Dalam rapat pleno Agustus lalu, Golkar memutuskam mengusung Dedi sebagai Cagub. Memang saat itu, keputusan tersebut belum ditetapkan dalam surat rekomendasi. Keputusan itu lalu tiba-tiba berubah, saat Novanto mendadak memberikan rekomendasi kepada Ridwan Kamil.

yang merupakan Ketua DPD I Golkar Jabar pun kecewa. Saat itu, DPP Golkar beralasan elektabilitas Dedi masih di bawah Ridwan Kamil. Sehingga demi menjamin kemenangan, Golkar memutuskan untuk mendukung Wali Kota Bandung tersebut.

“Pada dasarnya Golkar mengutamakan kader sendiri dalam pilkada. Tapi pada saat yang sama, kita ingin menang. Karena itu kita harus mendengar suara rakyat. Berbagai survei memposisikan Kang Emil sebagai posisi pertama. Dilihat dari elektabilitas, sosial dan kultur Jabar,” ucap Setya Novanto di DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (9/11).

Kala itu, Dedi memahami betul apa yang diputuskan oleh kebijakan partai. Namun keputusan itu tak menghentikan langkahnya untuk maju menjadi orang nomor satu di Jawa Barat. Hal itu ditandai dengan keikutsertaannya dalam seleksi calon gubernur yang digelar oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Saya memahami apa yang disampaikan DPP Partai Golkar. Secara psikologis, secara apapun kami memahami semua. Jadi apa pun yang disampaikan pusat, dengan dalil apapun, sebagai kader kami memahami keinginan pusat,” ucap .

Hingga kini di bawah kepemimpinan Golkar yang baru dengan Ketua Umum Hartarto, Dedi seakan mendapatkan untuk melancarkan niatnya menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.

Terlebih, selama konflik kepengurusan di Partai Golkar yang disebabkan oleh penahanan mantan Ketua Umum Setya Novanto oleh KPK. Dedi cukup aktif mengusulkan ide Munaslub demi pergantian kepengurusan yang baru, khususnya ketua umum.

Selama proses itu pun, Dedi cukup dekat dengan Hartarto. Bahkan bisa dipastiikan, dia dan rekan-rekan lainnya sebagai inisiator dari pergantian kepengurusan tersebut