Friday, 22 November 2024
HomeKota BogorSugeng Latih Kepemimpinan Anggota Baru PMII

Sugeng Latih Kepemimpinan Anggota Baru PMII

BOGOR DAILY- Sugeng Teguh Santoso mengisi forum Masa Penerimaan Anggota Baru PMII Komisariat Universitas Ibnu Khaldun (Uika) Bogor. Dalam acara bertajuk “Mengembangkan Potensi Intelektual dan Jiwa Kepemimpinan melalui Bingkai Pergerakan”, lelaki yang akrab disapa Sang Pembela itu memberikan pelatihan kepemimpinan pada sejumlah mahasiswa/i yang baru bergabung dengan PMII.

Beberapa isu penting dibahas, meliputi soal pendidikan, keahlian dan konsistensi. Menurut Sugeng, pendidikan adalah pintu gerbang menuju peningkatan kapasitas pribadi seseorang. Sehingga para pemuda-pemudi tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan belajar di Peguruan Tinggi.

“Bisa belajar di PT ini adalah kesempatan yang tidak semua pemuda Indonesia miliki, jadi inilah pintu gerbang menuju kesuksesan dan kemajuan,”kata Sugeng yang juga Direktur Yayasan Satu Keadilan (YSK) di hadapan anggota baru PMII Komisariat Uika Bogor di Bilabong.

Untuk itu, mahasiswa harus membekali diri dengan keahlian yang komparatif untuk bersaing di dunia kerja yang kompetitif. Sehingga dibutuhkan konsistensi (keteguhan hati), kesungguhan hati untuk mencapainya.

“Mahasiswa kedepan mutlak harus punya keahlian khusus untuk bersaing dengan yang lainnya. Kalau tidak, maka kita akan tertinggal,”sebutnya.

Menurut Sugeng yang sudah malang melintang di dunia hukum baik sebagai praktisi maupun akademisi, konsistensi menjadi kunci keberhasilan hidup.

“Seberapa kuat kita memiliki daya tahan mental dalam bidang yang digeluti akan mengantarkan kita pada kesuksesan,”kata Sekjen Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi )itu.

Sebaliknya, jika seseoraang tidak setia dengan jalan pilihan yang ditempuh, maka lambat laun ia akan dilibas kompetitor dan tidak akan pernah menjadi apa-apa.

Terakhir, ia pun menyinggung soal perjuangan keilmuan yang dianggap sebagai bagian dari fungsi melayani umat. Hal itulah yang menjadi perjuangan kemanusiaan.

“Bahwa membantu dan melayani orang miskin dan marjinal adalah amanah dari Tuhan,  sehingga setiap orang yang akan menjalanknya mempunyai spirit positif.  Dan tidak jatuh putus asa dalam situasi sulit dan tidak menjadi sombong ketika berhasil,”tandasnya. (*)