BOGOR DAILY-Esek – esek dipuncak nampaknya sulit dihentikan,meski berbagai upaya sudah dilakukan,tapi tetap saja sampai saat ini masih berlangsung. Najua Baqri (27) Wanita Siap Saji (WSS) asal Maroko yang tertangkap oleh petugas imigrasi pada awal tahun lalu,rupanya bukan satusatunya WSS Impor yang menjual diri di kawasan Puncak. Sebab nenurut warga sekitar,masih banyak kawanannya yang seliweran keluar masuk hotel.
“Maghribi (istilah bagi WSS asal Maroko di Puncak,red) masih banyak di puncak. Kami warga sudah laporkan kepada Desa untuk dilanjutkan ke Imigrasi,” ujar Wahyu (34), tokoh pemuda masyarakat Desa Batulayang.
Berdasarkan pengamatan warga, kata dia, para PSK Maroko itu sulit dibedakan jika siang hari. Pasalnya mereka kerap tidak menunjukan batang hidungnya. Kecurigaan warga jika lewat dari pukul 00.00WIB. Bisanya wanita Maroko beroperasi hingga pagi sekitar pukul 05.00WIB. “Karena kalau mereka yang imigran wajahnya tidak begitu lah. Dan tidak ada yang keluar tengah malam apa lagi dengan mobil,” ungkapnya.
Kecuriagaan warga, pun terus dibuktikan. Para wanita itu kerap keluar masuk hotel. Namun jika siang tidak pernah diketahui tempat tinggalnya. Keberadaan PSK Maroko juga mendapat sorotan dari Ketua Presidium Santri Muhamad Muhsin. Atas nama warga puncak, meminta penegasaan dari pihak Imigrasi. Dalam hal ini serius penanganan Maroko yang semakin hari semakin di Puncak. Santri mengancam, jika pemerintah tidak sigap, maka masyarakat akan turun tangan.
“Ini sangat meresahkan warga puncak. Permasalahan Puncak adalah hal yang sangat mengerikan. Jika tidak sanggup, kami para ustadz dan santri aktivis, juga ormas yang akan langsung meraziannya,” katanya.
Camat Cisarua, Bayu Rahmawanto, mengakui Cisarua mulai didatangi PSK asal Maroko. Bayu menduga, koloni kupu-kupu malam itu berasal dari Jakarta. Sehingga keberadaannya pada saat puncak ramai wisatwan timur tengah. “Kami sudah menerima laporan dari masyarakt desa secara lisan. Namun secara tulisan data kami tidak ada,” terangnya.