Wednesday, 8 May 2024
HomeKabupaten BogorPakai Aplikasi Ini, 12 Kaum Gay Terdeteksi di Sekitar Kantor DPRD

Pakai Aplikasi Ini, 12 Kaum Gay Terdeteksi di Sekitar Kantor DPRD

BOGOR DAILY- Maraknya aktivitas asusila seperti LGBT di Jawa Barat memang kian mengkhawatirkan. Pekan lalu polisi berhasil menggerebek sekelompok pria di salah satu vila di Cianjur tengah menggelar pesta seks sesama jenis.

Dari kelima pria yang dibekuk di antaranya adalah seorang pelajar berusia 17 tahun. Setelah ditelusuri polisi, ternyata kelompok pemuda gay itu menjalani aktivitas mereka melalui hubungan di media sosial sebelum akhirnya kopi darat di dunia nyata.

Salah satunya aplikasi yang biasa dipakai kelompok gay melalui fasilitas Google Play Store yakni Blued. Pasalnya setiap pria terindikasi LGBT khususnya gay dapat dengan mudah mendapatkan pasangan mereka.

Dari hasil penelusuran  aktivitas mereka di dalam aplikasi melalui akun samaran, terkuak hasil mengejutkan.  Penelusuran dimulai dari titik pencarian yang dilakukan di Kantor DPRD Kabupaten Bogor dalam radius 500 meter.

Tak disangka 12 orang kaum gay berkeliaran terdeteksi di menggunakan , Selasa (16/1/2018)

Profil akun pengguna dilengkapi foto, baik itu asli maupun ilustrasi. Foto profil didominasi dengan sejumlah pria meski ada juga foto profil perempuan.

Bahkan ada pengguna pria yang terang-terangan berpose di ruangan terbuka seperti di Stadion Pakansari.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor KH. Dr Ahmad Mukri Aji mengaku kaget mengetahui aplikasi yang digunakan kaum gay begitu terang-terangan.

“Ya ini kan sangat bahaya yah kalau pasangan gay ini dipertemukan dengan mudah, apalagi nanti ada pengguna baru yang akan ketularan,” ujarnya kepada Pojokjabar saat dikonfirmasi.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Muspida, MUI, dan tokoh masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan di lingkungan masyarakat paling bawah.

“Lebih ke mediasi di level masyarakat seperti musola katakanlah tausiah yang tematik via IT seperti hikmah perkawainan Islam sesuai dengan syariah dan itupun memang betul-betul bersama dengan orang tua, mereka (ortu) mendukung, jangan acuh tak acuh apalagi hanya memperhatikan hal hal yang hedonistik (keduniaan) sehingga pendidikan akhlaknya terabaikan,” jelasnya.