Friday, 26 April 2024
HomeBeritaBonita, Harimau Obesitas Ternyata Punya Tumor

Bonita, Harimau Obesitas Ternyata Punya Tumor

BOGOR DAILY-Setelah 113 hari, harimau yang berkonflik dengan warga di sekitaran Pelangiran, Inhil Riau, akhirnya bisa ditangkap. Fakta-fakta mengejutkan didapatkan usai berhasil dikandangkan.

Hasil observasi tim medis terhadap harimau , ditemukan tumor di bagian perut sisi kanan satwa liar itu. Namun, tumor itu sudah diangkat dari perut .

“Jadi waktu sampai di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera, tim medis melakukan obervasi. Saat itu ditemukan benjolan di perut ,” kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono.

Haryono menjelaskan, menjelani operasi pengangkatan tumor di selaput kulitnya pada Minggu (22/4) di pusat rehabilitasi di Dharmasraya,Sumbar. Sekitar dua jam operasi dilakukan tim medis untuk mencabut tumor itu.

Selain mengidap tumor, diketahui mengalami obesitas. Kok bisa?

Suharyono mengatakan, tubuh terlalu gemuk. Kegemukan itu diketahui saat ditimbang di pusat rehabilitasi setelah terlebih dahulu dibius. Untuk mengangkat Bonita, dibutuhkan tenaga sampai lima orang.

Berat badan Bonita disebut-sebut tak normal. Bonita yang diketahui berumur 5 tahun, berat idealnya itu harusnya di kisaran 50-60 kilogram “Berat Bonita sekitar 82 kg lebih. Hasil penilaian tim medis, kondisi tubuh Bonita termasuk bongsor alias obesitas,” kata Haryono.

‘Keunikan' Bonita tak berhenti di situ. Sebelum tertangkap, Bonita memang dianggap aneh karena nyaman dekat manusia. Sesaat tertangkap dan coba diajak bermain, pelepah sawit yang sengaja disenggolkan ke tubuh Bonita dianggap bukan sebagai ancaman. Bonita sepertinya menganggap itu sebagai candaan.

Tak hanya itu, saat tim menyenggol kaki belakangnya, kata Haryono, Bonita malah menjulurkan kakinya keluar dari kandang. Dia sepertinya benar-benar ingin bercanda.”Kita usik dengan pelepah sawit, kok Bonita tak marah. Eh malah pelepah sawit dia gigit dan dimainin. Sama persis kalau kita lagi mainan sama kucing. Ini benar-benar tak lazim sebagai satwa liar,” kata Suharyono.