Tuesday, 23 April 2024
HomeNasionalSatu Polisi Disandera, Negoisasi dengan Napi Teroris Masih Berlangsung

Satu Polisi Disandera, Negoisasi dengan Napi Teroris Masih Berlangsung

BOGOR DAILY-Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan bahwa sampai pukul 12.00 WIB pada Rabu (9/5/2018) belum bisa mengkonfirmasi terkait kabar yang beredar bahwa ada penyanderaan terhadap petugas kepolisian di dalam Rutan Kelapa Dua Depok.

Hal itu diungkapkan Iqbal di depan Halte Kelapa Dua Depok pada Rabu (9/5/2018) sekitar pukul 12.00 WIB.

“Kita belum bisa sampaikan itu. Gimana kita mau sampaikan itu karena sekarang masih dalam proses negosiasi,” kata Iqbal.

Ia mengatakan bahwa negosiasi antara pihak kepolisian dengan di dalam Kelapa Dua Depok sampai saat ini sekitar pukul 12.00 WIB masih berjalan dan situasi dapat dikendalikan.

Ia juga meminta agar masyarakat mendoakan petugas kepolisian yang tengah menangani masalah tersebut.

“Doakan saja, kita minta doa sama temen-temen semua, kepada masyarakat seluruhnya agar kami dapat segera menyelesaikan masalah ini,” kata Iqbal.

ISIS Klaim Dalangi Kerusuhan di

Negara Islam, Iraq dan Suriah (ISIS) mengklaim sebagai dalang di balik kerusuhan yang terjadi di , Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018) malam. Hal itu dilaporkan dalam situs kelompok intelijen SITE, pada Selasa (8/5/2018).

Dalam kanal Jihadist News, disebutkan laporan itu berdasarkan kantor berita ISIS “Amaq News Agency.” Pernyataan ISIS terserbut dalam bahasa arab yang ditayangkan SITE di laman ent.siteintelgroup.com.

“Kantor berita ISIS, Amaq News Agency melaporkan bahwa pejuang telah terlibat dalam bentrokan dengan polisi anti-terorisme Indonesia di dalam penjara di Jakarta.” Demikian kutipan dalam laman SITE.

Diberitakan insiden bentrokan aparat kepolisian dengan narapidana terjadi di Rumah Tahanan , Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (8/5/2018) malam.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan kerusuhan terjadi di penjara, setelah para narapidana melaksanakan ibadah shalat Maghrib.

Dia menduga kerusuhan berawal dari seorang tahanan yang menanyakan soal makanan yang dikirim dari pihak keluarga napi.

“Selesai shalat Maghrib, napi menanyakan titipan makanan dari keluarga. Salah satu dari anggota Tahti menyampaikan titipan makanan dipegang anggota lain,” ujar Argo, kepada wartawan, Rabu (9/5/2018).

Merasa tidak terima terhadap perlakuan petugas, tahanan itu mengajak rekan-rekan yang lain membuat kerusuhan di penjara. Kerusuhan itu terjadi di blok B dan C Rutan .

Menurut dia, tahanan sempat membobol pintu dan dinding sel tahanan, kemudian situasi tidak terkontrol. Sehingga, akhirnya tahanan menyebar ke luar sel.

Mantan Kabid Humas Polda itu menjelaskan, kerusuhan itu meluas ke ruang penyidik. Akibat kerusuhan itu, kata Argo, sejumlah polisi yang sedang memeriksa tersangka kasus pidana menjadi sasaran amukan.

“(Kerusuhan,-red) mengarah ke ruangan penyidik dan (para napi,-red) memukul beberapa anggota Penyidik yang sedang BAP tersangka baru,” kata dia.

Setelah insiden itu, dia menambahkan, aparat kepolisian segera meningkatkan pengamanan di rutan . Sejumlah polisi bersenjata lengkap dikerahkan melakukan pengamanan.

Lokasi pintu masuk di area Mako Brimob disterilkan hingga 50 meter. Akses jalan menuju Mako Brimob, tepatnya di Jalan Komjen M Yasin juga ditutup sementara bagi kendaraan roda dua dan roda empat